JEDDAH (Arrahmah.id) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah meminta bantuan kemanusiaan mendesak ke Sudan di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Sedikitnya 550 orang tewas dan lebih dari 4.900 terluka dalam pertempuran antara dua rival militer yang Meletus sejak 15 April 2023, ungkap Kementerian Kesehatan Sudan.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Anadolu Agency, Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha “mengajukan permohonan mendesak kepada Negara-negara Anggota OKI, lembaga keuangan dan kemanusiaan, serta donor internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak ke Sudan.”
Taha meminta para donor dan mitra untuk “fokus pada penyediaan pasokan medis dan layanan kesehatan ke Sudan.”
Dia juga meminta dukungan untuk “upaya negara-negara tetangga Sudan dalam menampung banyak pengungsi Sudan dan asing.”
OKI juga menyerukan “penghormatan penuh terhadap prinsip dan standar kemanusiaan dan mengundang para pihak untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan di berbagai bagian negara.”
Perwakilan tentara Sudan dan RSF mengadakan pembicaraan tatap muka pertama mereka di Arab Saudi pada Sabtu (6/5) dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan mereka.
Ketidaksepakatan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter atas integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata, syarat utama perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.
Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta”.
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar Al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilu pada awal 2024. (rafa/arrahmah.id)