JAKARTA (Arrahmah.id) – Presiden OIC Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita, mengapresiasi penghargaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada Retno LP Marsudi berupa Mujahidah Diplomacy Awards atas dedikasinya sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia selama satu dekade terakhir.
“Bu Retno telah memimpin diplomasi Indonesia dengan tekad kuat, membawa suara negeri ini di panggung internasional dalam berbagai isu global, termasuk mendukung hak-hak rakyat Palestina,” katanya di Jakarta, Kamis (4/10/2024).
Astrid berharap penghargaan itu dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus terlibat dalam diplomasi global dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
Ia juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pimpinan MUI, dan jajaran pengurus yakni Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI K.H. Anwar Iskandar, Sekretaris Jenderal MUI Dr. H. Amirsyah Tambunan, Ketua Bidang HLNKI MUI Prof Sudarnoto Abdul Hakim, dan Ketua Panitia Dubes Yuli Mumpuni Widarso atas diselenggarakannya MUI Mujahid Peace and Mujahidah Diplomacy Awards ini.
Ia menilai salah satu pencapaian yang luar biasa adalah peran Retno dalam menyuarakan hak-hak Palestina di Mahkamah Internasional (ICJ), yang menegaskan komitmen Indonesia terhadap keadilan dan hak asasi manusia.
“Keberhasilan ini menunjukkan ketegasan Indonesia dalam mendukung Palestina di berbagai forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerjasama Islam, dan berbagai forum multilateral dan regional lainnya,” katanya.
Dalam Sidang Umum PBB ke-79 baru-baru ini, Menlu Retno Marsudi menekankan pentingnya pengakuan negara Palestina oleh anggota PBB sebagai upaya mewujudkan perdamaian global.
“Beliau juga menggarisbawahi perlunya Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan konkret terhadap pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel, serta menyerukan kepemimpinan global yang inklusif dan kolaboratif,” katanya.
Sebagai Menteri Luar Negeri, menurut Astrid, Retno Marsudi telah menginisiasi dan memperjuangkan berbagai resolusi penting di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung hak-hak rakyat Palestina.
Salah satu pencapaian terkini adalah resolusi bersejarah yang disahkan oleh Sidang Umum PBB pada 18 September 2024, yang menuntut penghentian pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan memastikan ganti rugi kepada warga Palestina yang terkena dampak pendudukan tersebut.
“Resolusi ini mendapat dukungan luas dari 124 negara anggota PBB, menegaskan kembali komitmen global terhadap keadilan bagi Palestina,” katanya.
Astrid menambahkan bahwa kiprah Retno Marsudi tidak hanya terbatas pada diplomasi formal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai Islam wasatiyah yang moderat dan penuh kemanusiaan.
Diplomasi yang dilakukan Bu Retno selalu menempatkan keadilan dan perdamaian sebagai prioritas utama, sejalan dengan semangat Mukadimah UUD 1945.
Di tengah jadwal padatnya, Retno Marsudi tetap hadir dalam acara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menyapa tamu dengan semangat yang sama seperti saat baru tiba dari New York semalam sebelumnya.
“Hal ini menunjukkan komitmen tanpa lelahnya sebagai diplomat ulung, sebuah teladan nyata bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)