BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Ogah dikesankan sebagai Syiah, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh akan berganti nama untuk menghilangkan anggapan dunia internasional yang mengindentikan kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh ini dengan aliran sesat menyesatkan Syi’ah.
Untuk memuluskan langkah itu, Unsyiah menggelar diskusi publik untuk mendengar pendapat berbagai pihak atas wacana pergantian nama universitas tersebut.
Acara diskusi publik ini telah dilangsungkan Rabu (2/7/2014) di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah.
Para peserta diskusi yang diundang untuk hadir dalam acara penting ini adalah para pejabat Muspida Provinsi Aceh, para alumni Unsyiah, para pemangku kepentingan, serta seluruh civitas akademika Unsyiah. Forum diskusi ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi tentang perlu tidaknya Unsyiah melakukan penggantian nama.
Wacana penggantian nama universitas tertua di Aceh ini terungkap dalam pidato Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Syamsul Rizal MEng, saat melantik pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsyiah periode 2014-2016, di Banda Aceh, Rabu (25/6/2014).
Sebelumnya, wacana tersebut disuarakan oleh beberapa pihak dalam berbagai diskusi, baik di dunia maya maupun dalam diskusi langsung. Unsyiah menerima beberapa laporan dari masyarakat bahwa nama Unsyiah di luar Aceh bahkan di luar negeri kadang diidentikan dengan Syi’ah, yaitu salah satu aliran yang dinisbatkan kepada Islam padahal bukan Islam dan itu tidak diterima di Indonesia yang mayoritas Muslim.
Nama “Universitas Syiah Kuala” diambil dari nama salah satu ulama besar Aceh zaman dulu, yaitu Syech Abdurrauf As-Singkili, atau juga dikenal dengan nama Teungku Syiah Kuala. Nama perguruan tinggi ini secara resmi tertabalkan sejak awal dengan kata “Syiah Kuala”, yaitu sejak tanggal 2 September 1959, seperti dilansir dari jpnn.com Selasa (1/7/2014).
Prof. Samsul juga mengundang secara terbuka semua pihak yang tertarik untuk mengikuti acara diskusi publik ini.
“Acara ini akan sangat penting, dan akan menjadi salah satu referensi yang kemudian akan dikaji lebih lanjut untuk mempertimbangkan perlu tidaknya nama Unsyiah diganti,” kata Samsul.
Sejauh ini, di media sosial berkembang diskusi antarsesama alumni Unsyiah yang mengarah kepada ketidaksetujuan mereka untuk penggantian nama Unsyiah.
Sebagian besar mereka berpendapat bahwa Unsyiah hanya perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif ke pihak luar untuk memberi pemahaman bahwa nama tersebut tidak terhubung dengan aliran Syi’ah. Salah seorang dosen Unsyiah yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa kata “Syiah” sebenarnya adalah jamak dari kata “Syech”.
Pemberian gelar “Syiah” tersebut hanya diberikan kepada mereka yang dianggap memiliki derajat keilmuan lebih tinggi dibandingkan Syech, yaitu seperti Syiah Kuala.(azm/arrahmah.com)