(Arrahmah.com) – Akhir-akhir ini di internet banyak beredar penjualan obat aborsi dengan berbagai varian dan harga. Di Bandung, seorang blogger berinisial KI (32), ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Bandung, karena menjadi salah satu pelaku yang tergabung dalam sindikat penjual obat pengugur kandungan secara online di Kota Bandung, Rabu (1/10/2014) malam.
Tidak hanya di Bandung, di Cilegon Banten, penjualan obat aborsi via internet marak. Para penjual obat aborsi tampaknya hendak menjadikan Kota Cilegon sebagai salah satu pasar yang lebih tinggi, hal tersebut bisa jadi karena tingkat pergaulan bebasnya yang tinggi. Ini semua bisa jadi bukti kemerosotan moral yang dihadapi negeri ini.
Maraknya pergaulan bebas di negeri ini cukup memprihatinkan. Betapa tidak, pergaulan bebas tersebut menyebabkan pada kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga berujung pada keputusan untuk aborsi, agar bisa menutupi aib. Apalagi saat ini banyak beredar obat-obat penggugur kandungan yang mudah didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau. Alhasil, para pelaku seks bebas seperti mendapat angin segar dengan maraknya obat-obat aborsi yang banyak dijual di internet.
Inilah demokrasi
Pergaulan bebas saat ini telah menjadi trend hidup modern. Kehidupan bebas ala Barat diadopsi oleh banyak kaum muslim. Mereka lebih bangga menjadikan life style Barat sebagai life style nya, mungkin agar bisa dianggap modern. Makna kemodernan yang dipakai saat ini adalah ketika semua berkiblat pada Barat. Segala sesuatu yang berasal dari Barat dianggap modern, meski banyak yang membahayakan. Seperti hal nya hidup bebas (seks bebas).
Di alam demokrasi, manusia dijamin mendapatkan kebebasaannya. Mereka dijamin untuk berperilaku sesuai kehendaknya, tidak peduli halal atau haram, selama tidak mengganggu orang lain. Ketika seks bebas dilakukan suka sama suka, tidak mengganggu orang lain, maka perilaku seks bebas bukanlah sesuatu yang melanggar hukum, bukan sesuatu yang diharamkan. Ini adalah bagian dari hak yang dijamin dalam Hak Asasi Manusia (HAM). Kita menolak lupa ketika kasus video porno Ariel cs beredar. Ariel dijerat hukum bukan karena kasus perzinahannya, tetapi karena kasus video pornonya beredar yang meresahkan masyarakat. Sementara pelaku zina yang lain, Luna Maya dan Cut Tary melenggang bebas. Inilah demokrasi, perzinahan bukan sesuatu yang melanggar hukum dan haram, tetapi menjadi boleh ketika hal tersebut dilakukan suka sama suka dan orang lain tidak terganggu. Padahal menurut penulis, banyak kaum muslim yang terganggu dengan perilaku bebas yang marak saat ini. Bahkan banyak juga yang terganggu dengan penerapan demokrasi. Demokrasi hanya melahirkan kerusakan dan kehancuran.
Adalah hal yang wajar jika kemudian akibat dari perilaku bebas menyebabkan tumbuh suburnya perilaku aborsi. Dan sangat wajar pula tumbuh suburnya aborsi berkorelasi kepada meningkatnya penjualan obat-obat aborsi. Namun yang dipersoalkan oleh pemerintah saat ini adalah penjualan obat-obat aborsi tersebut ilegal. Karena ilegal, pemerintah khawatir obat-obatan tersebut berbahaya alias tidak aman. Obat-obat aborsi ilegal bisa mengancam nyawa dan bisa berujung pada kematian. Inilah yang menjadi kekhawatiran pemerintah. Konotasi kekhawatiran pemerintah tersebut adalah jika aborsi dilakukan dengan aman maka hal tersebut sah-sah saja. Tak heran bila kemudian lahir PP Aborsi yang melegalkan tindakan aborsi yang dilakukan secara aman.
Inilah logika salah kaprah pemerintah. Bukannya memberantas seks bebas, malah melegalkan aborsi yang membuat perilaku seks bebas tumbuh subur.
Berantas seks bebas
Sesungguhnya persoalan maraknya aborsi dan obat-obat aborsi adalah karena seks bebas dibiarkan bahkan difasilitasi. Negara membiarkan bahkan memfasilitas tumbuh suburnya seks bebas. Betapa tidak, media-media porno merajalela yang menstimulus perilaku seks bebas di tengah-tengah masyarakat dibiarkan bahkan diberikan ijin terbit. Tayangan-tayangan berbau pornografi pun disiarkan, ditonton oleh banyak orang bahkan sampai anak-anak dan remaja, yang membuat mereka penasaran bahkan mencoba-coba mencicipi seks.
Maka persoalan maraknya seks bebas, aborsi dan penjualan obat-obat aborsi adalah persoalan yang harus segera diselesaikan. Jika tidak, maka kehancurahn generasi tidak bisa terelakkan.
Untuk memberantas seks bebas butuh sinergi dari banyak pihak, baik keluarga, negara dan masyarakat. Negara harus tegas dengan media-media yang mempertontonkan pornografi. Negara juga harus memfasilitasi pendidikan yang membentuk kepribadian Islam. Sehingga out put pendidikan memiliki benteng yang kokoh untuk tidak berani mencoba-coba seks bebas. Keluarga harus membentengi anggotanya dengan keimanan yang kuat, memberikan pendidikan agama yang kokoh sebagai pondasi dalam menjalani kehidupan. Masyarakat harus menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial, melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Bergerak bersama untuk menciptakan arus perubahan menuju perubahan yang lebih baik, yaitu dengan penerapan Islam sebagai sebuah sistem kehidupan. Wa Allahu ‘Alam
Penulis: Lilis Holisah, Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah Ma’had al-Abqary Serang-Banten.
(arrahmah.com)