WASHINGTON (Arrahmah.com) – Penutupan Penjara Guantanamo terus diulur oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama setahun setelah ia mengumbar janji untuk menutup penjara yang terletak pangkalan AL AS di Kuba yang memunculkan kontroversi itu.
Dan Fried, utusan khusus yang bertugas menutup penjara itu, mengklaim menemui kenyataan dari banyak negara dikunjunginya, hanya sedikit saja yang mau menerima para tahanan Guantanamo.
“Apapun yang terkait dengan Guantanamo sulit,” dalihnya.
Fried memperkirakan penjara yang dihuni ratusan orang yang disangka AS terlibat aksi terorisme itu akan tutup dalam periode pertama pemerintahan Obama yang berakhir Januari 2013.
Tenggat waktu yang diberikan Fried ini jauh di bawah batas waktu yang pernah dijanjikan Obama sendiri, yakni 22 Januari 2010.
Lebih dari separuh dari 192 orang yang masih mendekam di Penjara Guantanamo itu direncanakan akan direpatriasi maupun dibebaskan ke negara-negara ketiga.
Mereka yang ditahan di penjara itu bukan hanya orang yang mengaku sebagai otak insiden 11 September 2001 tetapi juga para korban salah tangkap AS.
Sejak dibuka tahun 2002 menyusul pernyataan “perang melawan terorisme” George W.Bush, upaya menutup Penjara Guantanamo itu menghadapi banyak kendala.
Di antara hambatannya adalah serangan politik terhadap rencana merumahkan para narapidana Guantanamo di AS serta pengaruh Al-Qaidah di negara-negara asal para napi yang akan dibebaskan.
Penasehat Bidang Kontra-Terorisme “Human Rights Watch”, Stacy Sullivan, termasuk orang yang pesimis pada terlaksananya janji Obama menutup Penjara Guantanamo dalam waktu dekat.
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa Guantanamo tidak akan ditutup tapi saya tidak melihat itu terjadi dua tahun mendatang,” katanya.
Pandangan yang sama juga disampaikan John Bellinger, penasehat mantan Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice.
Menurut Bellinger, Presiden Obama tidak dapat menutup Penjara Guantanamo tahun ini. “Bahkan tiga tahun mendatang pun tidak,” katanya.
“Secara politis, mayoritas Demokrat pun tidak mungkin memilih untuk memindahkan para tahanan Guantanamo itu ke AS di tahun Pemilu. Kubu Demokrat itu pun bisa jadi tidak mau melakukannya,” kata Bellinger.
Juni lalu Kongres AS sendiri telah mengesahkan undang-undang yang menghambat pemindahan para tahanan Guantanamo ke AS, kecuali mereka yang akan diadili.
Pemerintah AS telah menyampaikan keinginannya untuk membeli satu penjara federal di Illinois guna menampung sekitar 50 tahanan yang sangat berbahaya jika dibebaskan ataupun yang tidak dapat diadili di sistim pengadilan AS karena kekurangan bukti hukum.
Pekan lalu, belasan veteran invasi AS ke Irak dan Afghanistan pun menyurati Presiden Obama.
Mereka mendukung pemerintah agar menghentikan pengiriman para napi Yaman ke negara Semenanjung Arab itu menyusul adanya rencana aksi pengeboman pesawat yang gagal pada libur Natal lalu.
Tersangka pelakunya adalah seorang warga Nigeria yang diduga pernah dilatih para personil Al Qaida cabang Yaman.
“Kami siap mendukung Anda di saat Anda berupaya menutup Penjara Guantanamo dan mengadili para tersangka teroris itu di pengadilan.”
“Dengan demikian, warga Amerika akan lebih aman di pertempuran, di udara dan tanah kita sendiri,” sebut para veteran itu dalam suratnya. (afp/sm/ant/arrahmah.com)