WASHINGTON (Arrahmah.com) – Gedung Putih menyatakan pada hari Senin (13/2/2012) untuk menolong negara-negara yang tersapu oleh revolusi “Musim Semi Arab” dengan lebih dari $ 800 juta bantuan ekonomi, sambil mempertahankan bantuan militer AS ke Mesir meskipun mencuat krisis yang dipicu oleh tindakan keras rezim militer Mesir terhadap para aktivis demokrasi AS yang tengah berada di negara tersebut.
Dalam perdebatan sengit mengenai defisit anggaran, Presiden Barack Obama berusaha mempertahankan inti dari pengeluaran AS untuk bantuan luar negeri dan pengembangan, sementara merampingkan pengeluaran untuk membangun kedutaan baru dan mempekerjakan lebih banyak diplomat.
Dalam pidatonya di hadapan anggota Kongres, Obama meminta bantuan militer ke Mesir tidak diputus, yakni sebesar $ 1,3 M, dan meminta Kongres mengesahkan $ 250 juta bantuan ekonomi biasa bagi negara-negara yang mengalami transisi di Dunia Arab.
Proposal ini merupakan bagian dari permintaan anggaran Obama untuk tahun fiskal 2013 yang dimulai 1 Oktober mendatang. Permohonannya memerlukan persetujuan dari Kongres. Beberapa anggota parlemen telah mendesak pemotongan untuk belanja luar negeri untuk mengatasi kekurangan anggaran AS dan masih sangat marah terhadap Mesir.
Obama mengusulkan $ 51,6 M untuk pendanaan Departemen Luar Negeri AS dan bantuan luar negeri secara keseluruhan, dengan $ 8,2 milyar untuk dialokasikan sebagai bantuan ke zona perang.
Gedung Putih meminta kenaikan 1,6 persen pada anggaran Departemen Luar Negeri, tidak termasuk pengeluaran untuk Irak dan Afghanistan, yang dihitung secara terpisah.
Sebagian besar bantuan ekonomi yang terbilang baru bagi negara-negara Arab ini akan masuk ke dalam “Dana Insentif Timur Tengah dan Afrika Utara,” kata Obama dalam rencana anggarannya. (althaf/arrahmah.com)