WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden AS, Barack Obama, menyatakan pada Sabtu (2/4/2011) bahwa pembunuhan di Afghanistan setelah seorang pendeta fundamentalis Kristen membakar Al Quran merupakan tindakan yang menghinakan, sementara menyebut pelecehan Al Quran sebagai tindakan yang fanatik, Al Arabiya menyatakan pada Minggu (3/4).
“Pelecehan terhadap setiap kitab suci, termasuk Al Quran, merupakan tindakan fanatik yang ekstrim,” kata Obama dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
“Namun, menyerang dan membunuh orang yang tidak bersalah sebagai tanggapan atas pembakaran itu merupakan tindakan terhina, dan menghina kehormatan manusia,” lanjutnya.
Sekurangnya 10 orang tewas dan 83 cedera di selatan kota Kandahar pada Sabtu (2/4), pada hari kedua protes yang berakhir dengan kekerasan terhadap pastor Kristen ekstrim yang membimbing pembakaran Al Quran di hadapan 50 jemaat yang hadir di gereja Florida tanggal 20 Maret.
Sementara itu, pemboman terjadi di pangkalan militer NATO di ibukota Kabul, sehari setelah insiden Mazar-e-Sharif yang menyebabkan tewasnya sejumlah staf PBB.
“Tidak ada satu agama pun yang menoleransi tindakan pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah, dan tidak ada pembenaran terhadap tindakan memalukan dan menghinakan ini,” tambah Obama.
Dalam pernyataan tersebut, Obama pun meminta warga Amerika agar menghormati kebebasan beragama sembari mengingatkan bahwa pembakaran Al Quran akan membahayakan pasukan AS yang sedang ditugaskan di luar negeri. (althaf/arrahmah.com)