WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengatakan pada Hosni Mubarak pada Selasa (1/2/2011) transisi kekuasaan di Mesir harus segera dimulai dan meningkatkan keraguan mengenai rencana penguasa Mesir itu untuk tetap tinggal di kantornya selama enam bulan ke depan.
Obama berbicara pada Mubarak selama setengah jam melalui telepon setelah Mubarak menyatakan bahwa ia akan turun bulan September mendatang dan tidak akan mengajukan diri dalam pemilihan.
Obama juga berusaha mengambil hati para demonstran yang telah berkumpul di Kairo dan kota-kota Mesir lainnya karena marah terhadap pemerintahan Mubarak. Obama menyatakan Amerika telah mendengar mereka, dan mereka pasti akan mendapatkan perubahan yang mereka inginkan.
Tapi Mesir pada hari Rabu (2/2) menolak seruan internasional untuk pengalihan kekuasaan. “Apa yang pihak asing katakan tentang ‘masa transisi segera dimulai’ di Mesir, ditolak,” ujar juru bicara kementerian luar negeri Mesir, Hossam Zaki, dalam sebuah pernyataan.
Pemerintahan Obama ‘mengulurkan tangan’ pada hari Selasa (1/2), tidak hanya untuk Mubarak, tetapi untuk pemain kunci lainnya. Duta Besar AS untuk Mesir, Margaret Scobey, berbicara kepada pemenang Nobel Perdamaian Mohamed ElBaradei, seorang tokoh oposisi yang telah memperoleh dukungan yang terus naik dari rakyat Mesir.
Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, berbicara dengan Mohammed Hussein Tantawi, menteri pertahanan Mesir. Namun, Pentagon menolak untuk memberikan rincian tentang hal itu.
Seorang pejabat AS mengatakan Scobey menyampaikan pesan kepada ElBaradei yang dibuat oleh pemerintahan Obama di depan umum: Washington ingin ada transisi politik tetapi tidak akan berusaha untuk menentukan masa depan politik Mesir.
ElBaradei, mantan kepala badan pengawas nuklir PBB, kembali ke Mesir pekan lalu dan sejak itu terlihat dukungan yang tumbuh dari kelompok oposisi, termasuk Ikhwanul Muslimin, Kristen, intelektual, dan lain-lain.
Sementara itu, Washington mulai memulangkan seluruh staf pemerintah AS dari Mesir.
“Departemen Luar Negeri akan terus memfasilitasi evakuasi warga AS yang memerlukan bantuan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley. (althaf/arrahmah.com)