WASHINGTON (Arrahmah.com) – Presiden Obama secara pribadi meminta maaf kepada kepala Doctors Without Borders atas pengeboman rumah sakit di Kunduz, Afganistan, yang disebut sebagai sebuah kesalahan, sebagaimana dilansir oleh New York Times, Rabu (7/10/2015)
Obama berjanji akan melakukan penyelidikan penuh atas insiden yang menewaskan hampir dua puluh dokter dan pasien.
Lima hari setelah helikopter tempur Amerika AC-130 menghancurkan fasilitas medis itu, Obama secara pribadi mengungkapkan penyesalannya dalam panggilan telepon dari Oval Office.
Dr Joanne Liu, presiden internasional dari Doctors Without Borders, mengulangi permintaannya untuk dilakukan penyelidikan independen yang dipimpin oleh International Humanitarian Fact-Finding Commission untuk mengungkap apa yang terjadi di Kunduz, bagaimana hal itu terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.
Para pejabat Gedung Putih mengatakan presiden telah menjamin bahwa upaya investigasi yang sekarang sedang berlangsung, termasuk penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Departemen Pertahanan, akan “transparan, menyeluruh, dan objektif”.
“Ketika Amerika Serikat melakukan kesalahan, maka kami akan mengakuinya, kami meminta maaf,” ujar juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, seperti dilansir New York Times, Rabu (7/10).
Pada Selasa (6/10), Earnest sempat mengatakan bahwa pemerintah AS tidak akan meminta maaf kepada para dokter, karena menilai serangan di Kunduz sebagai sebuah tragedi yang buruk. Dia mengatakan bahwa Gedung Putih tidak dapat memberikan komentar selama tiga investigasi itu dilakukan.
Para pejabat Gedung Putih mengatakan Obama telah berbicara kepada Dr. Liu bahwa dia kan membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan bahwa insiden tersebut tidak terjadi di masa yang akan datang.
Pejabat Gedung Putih itu juga mengatakan bahwa presiden berjanji akan meminta pertanggungjawaban penuh dari pihak yang bersalah, dan apakah peraturan militer perlu dirubah.
Hal ini mungkin tidak cukup bagi kelompok Doctors Without Borders, yang telah mengatakan bahwa mereka tidak percaya tiga penyelidikan yang telah dimulai itu cukup independen untuk menemukan kebenaran tentang apa yang terjadi. Penyelidikan itu dilakukan oleh NATO dan kelompok gabungan Amerika Serikat -Afghanistan serta dari Departemen Pertahanan AS.
Dalam pernyataannya menanggapi panggilan telepon dari Obama, Dr. Liu menegaskan kembali permintaannya bahwa Amerika Serikat harus menyetujui untuk dilakukan penyelidikan independen yang dipimpin oleh Komisi Pencari Fakta Kemanusiaan Internasional.
(ameera/arrahmah.com)