KABUL (Arrahmah.com) – Presiden negara penjajah Amerika Serikat, Barack Obama tiba di Afghanistan pada Selasa (1/5/2012) untuk menandatangani perjanjian pemetaan hubungan masa depan dengan Afghanistan, membuat perjalanan rahasia di tengah-tengah peringatan setahun kematian amir Al Qaeda, Syeikh Usamah bin Ladin rahimahullah.
Obama berencana menyampaikan pidato televisi untuk warga Amerika.
Perjanjian Kemitraan Strategis AS-Afghan akan menetapkan kondisi untuk kehadiran AS di sana setelah batas waktu 2014 untuk penarikan pasukan tempur NATO.
Saat ia berjuang untuk kembali dipilih, Obama berusaha menggambarkan catatan kebijakan luar negerinya mengalami sukses.
Kampanye pemilihan kembali dirinya telah membuat kematian Syeikh Usamah sebagai bagian penting dari argumennya, dan kunjungan Obama ke negeri Muslim yang dijajah AS sejak 2001 akan memperkuat pesan itu. Namun hal ini membuka dirinya untuk dikritik dari Partai Republik, yang mengatakan Obama telah mempolitisasi kematian bin Ladin.
Setelah meninggalkan Washington di bawah kegelapan malam dan terbang menuju Afghanistan, Obama tiba di pangkalan Bagram sebelum mengunjungi Kabul.
Ia berencana untuk bertemu dengan presiden boneka afghanistan, Hamid Karzai di istananya dan kemudian membuat pernyataan di hadapan pasukan AS di Bagram. Dari Bagram, ia juga berencana membuat pernyataan resmi tentang perang Afghanistan.
Pidato Obama akan terfokus pada perjanjian kemitraan strategis dan kemungkinan akan memberi penekanan pada rencananya untuk menurunkan biaya perang mahal Afghanistan yang telah berlangsung selama satu dekade lebih.
Gedung Putih ingin menggambarkan strategi Obama di Afghanistan sebagai kesuksesan, meskipun fakta di lapangan jauh berseberangan dari yang mereka harapkan. Ribuan tentara penjajah AS tewas mengenaskan di Afghanistan, mereka yang kembali ke rumah hidup-hidup, harus menderita penyakit mental. Selain itu kasus bunuh diri di kalangan tentara AS juga meningkat tajam. (haninmazaya/arrahmah.com)