WASHINGTON (Arrahmah.com) – Kepemimpinan Obama dalam perang melawan Libya akan dipindahkan dalam beberapa hari mendatang ke NATO karena ketakutan akan tanggung jawab pribadi sebelum Pengadilan atas kejahatan perangnya. Peran khusus kelompok teroris internasional berdarah ini tetap menjadi perdebatan, menurut media Jerman.
Pergeseran tanggung jawab telah diputuskan oleh diktator AS, Obama, kroninya dari Perancis, Sarkozy dan dari Inggris Cameron, lapor DPA pada Rabu (23/3/2011).
Paris dan Washington telah sepakat untuk “menggunakan struktur NATO untuk mendukung tentara koalisi”, lapor pemerintah Perancis. Rezim Cameron juga melaporkan bahwa Cameron dan Obama menyetujui transfer ke NATO sebagai pemimpin dalam perang salibis Zio-Kristen melawan Libya.
“Kami yakin NATO memiliki kemampuan tertentu untuk komando dan kontrol yang memang sangat berguna,” ujar seorang juru bicara Clinton, Toner mengatakan di Washington. Menurut dia, peran spesifik NATO masih kontroversial.
Obama yakin bahwa Washington dalam beberapa hari mendatang akan dapat mentransfer kepemimpinan untuk aliansi atlantik utara. Penjahat perang Clinton juga mengatakan tentang perubahan dalam komando di Libya. “Baik itu Sabtu mendatang atau tergantung evaluasi yang dilakukan oleh komandan militer kita bersama dengan sekutu kami dan mitra,” tambahnya.
Sementara itu, di tengah permusuhan di tanah dan udara, perang informasi juga meningkat. Mesin propaganda Barat menggunakan seluruh kekuatan sumber daya mereka.
Jadi menurut rezim Obama, pemimpin Libya Muammar Gaddafi diduga memeriksa kemungkinan untuk meninggalkan negaranya selamanya. “Kami telah mendengar tentang orang-orang yang dekat dengannya tengah mengjangkau orang-orang yang mereka kenal di seluruh dunia,” Clinton berbohong pada stasiun televisi ABC pada 22 Maret lalu.
Namun, sumber Barat mengakui bahwa perang Amerika-Libya bisa panjang. (haninmazaya/arrahmah.com)