WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seakan takut demokrasi di Afghanistan akan tumbang dan tergantikan dengan tegaknya syariat Islam yang diperjuangkan mujahidin Afghanistan, Presiden negara penjajah AS, Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown semakin mendekatkan hubungan mereka demi sebuah koordinasi untuk “menyelamatkan” pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilangsungkan di Afghanistan 20 Agustus mendatang.
Dua pemimpin kafir tersebut mendiskusikan mengenai keamanan pilpres dalam pembicaraan melalui telepon, Jumat (24/7) lalu. Hingga kini, hasil pembicaraan mereka belum dikeluarkan ke publik.
Selain dua pemimpin ini, duta khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan, Holbrooke, pun mengkhawatirkan jalannya pilpres di Afghanistan akan menghadapi tantangan luarbiasa. Kekhawatiran mereka timbul karena melihat perlawanan mujahidin Afghanistan yang semakin menakutkan. Di bulan ini saja, puluhan tentara asing yang berada di Afghanistan, meregang nyawa di sana. Menjadikan bulan ini sebagai bulan mematikan bagi mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)