KABUL (Arrahmah.com) – Presiden AS Barack Obama pada hari Jumat (3/12/2010) melakukan kunjungan mendadak ke Afghanistan, menemui para pemimpin dan tentara bersamaan dengan munculnya keraguan dari pemerintahannya mengenai strategi perang AS di negara Asia Tengah tersebut.
Obama meninggalkan Gedung Putih dengan secara diam-diam dan terbang ke Kabul. Ini adalah kunjungan kedua sejak Obama menjadi presiden, dan tidak ada pengumuman apapun mengenai perjalanannya dengan alasan keamanan.
Obama, yang telah meningkatkan jumlah pasukannya tiga kali lipat di Afghanistan, menurut laporan hanya menghabiskan tiga jam di Pangkalan Udara Bagram, markas besar Divisi Airborne ke-101. Dia bertemu dengan Jenderal David Petraeus, komandan pasukan AS di Afghanistan, dan duta besar AS, Karl Eikenberry, dan langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui dengan tentara yang terluka.
Karena cuaca buruk termasuk angin dengan kecepatan lebih dari 70 kilometer per jam, para pejabat mengatakan Obama membatasi perjalanan yang telah direncanakan (enam jam di Kabul) dan tidak jadi berkunjung ke istana kepresidenan Afghanistan di Kabul.
Sebaliknya, Obama akan berbicara melalui telepon dengan Hamid Karzai, setelah konferensi video dibatalkan, kata para pejabat.
Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs, mengirim pesan melalui Twitter Pangkalan Udara Bagram dingin dan berkabut sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Perjalanan Obama banyak disinyalir sebagai langkah ‘kebat-kebit’-nya Obama untuk memastikan agenda perangnya di Afghanistan sehubungan dengan dilakukannya kaji ulang strategi perang yang selesai pada akhir Desember oleh administrasinya. Kecemasan Obama ini diperparah dengan bocornya sejumlah isi telegram AS terkait dengan kebijakan luar negerinya.
Situr WikiLeaks pekan ini merilis sejumlah isi telegram rahasia AS tentang kepemimpinan Karzai.
Dalam salah satu telegram, Eikenberry menggambarkan Karzai sebagai pemimpin “paranoid dan lemah,” “terbiasa dengan pembangunan” dan “terlalu percaya diri”.
Presiden Afghanistan menolak berkomentar atas tuduhan tersebut. Deputi juru bicara presiden Afghanistan, Simak Hirawi, mengatakan Karzai akan mengadakan konferensi pers pada hari ini (4/12) “untuk menjawab pertanyaan wartawan.”
Satu kabel mengatakan bahwa Ahmad Zia Massoud – wakil presiden pertama hingga tahun lalu – terungkap melakukan penyuapan senilai US$ 52 juta untuk masuk ke dalam kursi pemerintahan.
Ajudan presiden lainnya mengatakan kepada AFP: “Ini adalah tuduhan bodoh.” (althaf/arrahmah.com)