ADDIS ABABA (Arrahmah.com) – Presiden negara penjajah Amerika Serikat, Barack Obama pada Senin (27/7/2015) memuji “kemajuan” terbaru yang diraih oleh pasukan boneka Somalia dan Uni Afrika terhadap Asy-Syabaab, dan mengatakan tetap
penting untuk menjaga tekanan.
Berbicara di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, Obama mengklaim bahwa “militan” afiliasi Al-Qaeda tersebut tidak menawarkan apa-apa selain “kematian dan kehancuran”, lansir Associated Press.
“Ethiopia menghadapi ancaman serius,” ujar Obama. “Kami punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”
Komentarnya datang menyusul serangan berdarah di salah satu hotel paling aman di Mogadishu yang merusak bangunan dan menewaskan sedikitnya 15 orang termasuk diplomat Kenya serta seorang penjaga kedutaan Cina.
Ledakan bom truk yang digunakan saat menyerang Hotel Jazeera telah mengejutkan Mogadishu.
Menteri Luar Negeri pemerintah lemah Somalia, Abdisalam Omer mengatakan kepada AP melalui telepon dari Djibouti bahwa beberapa diplomat Kenya juga terluka dalam serangan.
Mujahidin Asy-Syabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan yang melukai juga melukai 20 orang. Dengan dikelilingi dinding tinggi, hotel mewah Jazeera dianggap paling aman di ibukota Somalia dan sering dikunjungi pejabat, diplomat, dan orang asing.
“Ini benar-benar menakutkan, menghancurkan hotel Jazeera seperti ini berarti tidak ada dinding yang bisa membuat orang aman,” ujar pengamat Yusuf Mohammed. Penggunaan bom truk besar adalah fenomena yang relatif baru dan mencetuskan keraguan apakah tempat-tempat di ibukota yang diklaim aman telah benar-benar dilindungi secara memadai.
Serangan itu terjadi saat pasukan boneka Somalia yang mendapat dukungan dari Uni Afrika telah melancarkan serangan yang dijuluki “Operasi Koridor Jubba”, yang berupaya mendorong ASy-Syabaab dari bentengnya.
Dalam pernyataannya, Asy-Syabaab mengatakan serangan di hotel tersebut sebagai pembalasan atas kematian puluhan warga sipil di tangan pasukan Ethiopia yang merupakan bagian dari pasukan Uni Afrika dan hotel itu ditargetkan karena merupakan
rumah bagi kedutaan Barat yang mengkoordinasikan ofensif terhadap ASy-Syabaab.
Serangan itu terjadi saat Obama meninggalkan Kenya menuju Ethiopia. Kunjungannya ke negara-negara Afrika tersebut untuk mendiskusikan bagaimana menghadapi Asy-Syabaab. (haninmazaya/arrahmah.com)