YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Pembatalan kunjungan Presiden Obama ke forum Asia Pasifik Economic Cooperation ( APEC ) di Bali, tak menyurutkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD I Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menggelar aksi menolak penyelenggaraan APEC yang berlangsung di Bali 1 – 8 Oktober 2013.
Aksi yang semula diagendakan juga untuk menolak kedatangan Obama ini, bertajuk “Tolak APEC, Alat Penjajahan Negara Maju”, yang diikuti oleh ratusan aktivis HTI DIY. Meraka melakukan longmarch dari Taman Parkir Abu Bakar Ali ke Titik Nol Kilometer Yogyakarta, pada Sabtu (5/10/2013).
Diiringi yel-yel penolakan, peserta aksi membawa berbagai poster yang berisi kritikan serta penolakan terhadap penyelenggaraan APEC. Poster-poster tersebut antara lain berbunyi: “Tolak APEC: Alat Penjajahan dengan Liberalisasi Ekonomi”, “APEC: Mengeruk SDA Indonesia”, “Reject APEC: An Evil Strategy to Exploits Other Countries“, “Reject APEC: Reestablish Syariah and Khilafah“.
“Apakah Bapak / Ibu percaya APEC akan mampu membawa perubahan dan kesejahteraan bagi kita ?” tanya Ust Abdurrahhman, salah seorang orator aksi ini. Serempak peserta menjawab, “Tidaaakk!”.
Dalam orasinya, Abdurrahman menyampaikan APEC merupakan alat imperalisme asing dan jalan liberalisasi ekonomi.
“Liberalisasi ekonomi haram dalam pandangan Islam karena merupakan sarana ideologi kufur dalam mencengkeram negeri muslim,” tegasnya. Lebih lanjut, Abdurrahman menyampaikan bahwa perkara ini tidak dibenarkan berdasarkan firman Allah di dalam Q.S. An Nisa : 141 : “Sekali-kali Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk menguasai orang-orang Muslim.”
Dalam rilisnya, Ismail Yusanto ( Juru Bicara HTI ) menyatakan HTI menolak Konferensi APEC karena merupakan bentuk imperialisme politik yang sarat madlarat bagi negara ini. Karena APEC merupakan wujud global governance yang menempatkan Amerika Serikat ( AS ) sebagai pengendali negara dunia ketiga termasuk Indonesia.
Lebih lanjut Ismail menyampaikan, secara syar’i, AS adalah negara kafir harbiy fi’lan ( nyata memerangi kaum muslimin) di beberapa negeri Islam dan menjadi sekutu setia negara zionis Israel yang merampas wilayah Islam. Sehingga penguasa negeri muslim secara syar’i dilarang menjalin hubungan diplomatik dengan AS.
(azmuttaqin/citizen6/arrahmah.com)