WASHINGTON (Arrahmah.com) – Melalui sebuah film dokumenter, seorang sutradara asal AS menelaah mengenai cara para globalis “menempatkan Obama” dan mempergunakan “merek Obama” sebagai alat untuk menghancurkan nilai-nilai demokratis dan ekonomi AS.
Film berdurasi dua jam – yang perilisannya amat ditunggu-tunggu – tersebut bertajuk: “Fall of the Republic: The Presidency of Barack Obama” (Keruntuhan Republik: Kepresidenan Barack Obama). Di dalamnya, ditunjukkan mengenai peranan Obama sebagai alat atau boneka bagi para korporat dan bankir untuk membantu mereka merampok AS dan mengubah status AS di arena global menjadi sebuah bentuk pemerintahan tirani.
Dalam film dokumenter yang dibesut oleh Alex Jones – yang juga merupakan penyiar radio – tersebut, citra Obama ditampakkan sebagai sebuah kuda Troya yang bertujuan untuk mendamaikan rakyatnya dan di sisi lain merintis jalan bagi para globalis untuk merampungkan skenario akbar mereka.
Film tersebut juga mempertanyakan slogan Obama yang mengusung perubahan. Presiden AS tersebut digambarkan sebagai orang yang mempergunakan kata-kata untuk membujuk masyarakat agar bersedia membeli “merek Obama”, kemudian melakukan hal-hal lain, seperti yang dilakukan Obama di dunia nyata.
Film dokumenter tersebut, yang merupakan kelanjutan dari “The Obama Deception” (penipuan Obama), juga menggambarkan AS sebagai negara yang dikendalikan oleh para polisi dengan jumlah yang terus berkembang, terjerumus dalam penyadapan, penangkapan-penangkapan rahasia, penahanan warga negara AS tanpa batas waktu, penyiksaan dan pemerangkapan dalam perang tanpa ujung di Afghanistan dan Pakistan. Hal-hal tersebut dijalankan di bawah “merek Obama”, meski janji-janji yang diucapkannya mengatakan sebaliknya.
Film tersebut mengungkapkan struktur umum dari tatanan dunia baru dan pemikiran-pemikiran kaum globalis mengenai umat manusia.
Melalui film tersebut, Jones ingin publik memahami bahwa Obama, Bush, dan boneka-boneka lainnya bukanlah sumber permasalahan. Bahkan meski sebuah pemerintahan telah diganti, para dalang yang mengendalikan boneka-boneka tersebut tetap berkuasa dan tidak pernah terlihat. Mereka tidak mencari kekayaan, namun kekuasaan.
Dalam film dokumenter tersebut, Alex membahas mengenai partai-partai politik, organisasi yang tidak seperti tampak luarnya. Menurut Alex, partai-partai politik bekerjasama di balik layar untuk mencapai tujuan yang sama.
Seperti pertunjukan gulat, mereka saling bertarung hanya sebagai pertunjukan di mata publik. Namun di balik layar, tidak demikian adanya. Akhirnya, mereka tidak lagi memperjuangkan kepentingan orang-orang yang mereka wakili.
Dalam contoh yang dipaparkan dalam film tersebut, ada bahasa simbol yang dipergunakan, seperti halnya simbolisme Uni Soviet. Film tersebut menyatakan bahwa Soviet hanya mempergunakan satu simbol (sabit dan martil) untuk merepresentasikan komunisme. Sistem partai-partai politik AS memberikan ilusi pilihan dengan menciptakan dua simbol untuk mencapai tujuan akhir yang sama: keledai (Demokrat) dan gajah (Republik).
Lalu bagaimana cara para dalang tersebut melakukannya? Mereka mencuci otak masyarakat melalui tayangan iklan, musik, program televisi, olahraga, fashion, dan berbagai norma sosial lainnya. Orang-orang menjadi begitu terbuai oleh citra yang diberikan kepada mereka sehingga mereka tidak lagi mencitpakan gagasan sendiri melalui imajinasi dan pemikiran yang rasional.
Para dalang mengendalikan segalanya, makanan, minuman, apa yang dibeli dan dilakukan masyarakat. Masyarakat kemudian memberikan pembenar terhadap pemikiran-pemikiran tersebut melalui diskusi dengan orang-orang yang juga telah terpengaruh oleh media dan topik yang dibahas dalam sebuah program, lagu atau artikel.
Orang-orang menjadi terbiasa dan tidak lagi memikirkan apapun yang disuntikan ke dalam pikiran mereka. Sebuah cara lain yang dipergunakan adalah penciptaan sosok ayah atau ibu. Contoh dari sosok ayah adalah sejumlah pesohor dan presenter berita. Orang-orang mulai mempercayai setiap kata-kata mereka dan tidak bisa membedakan apakah kata-kata tersebut berisi kebohongan. Hal tersebut hanya sebagian dari sekian banyak metode pengendalian yang disebutkan dalam film dokumenter tersebut.
Film tersebut juga mengungkapkan sebuah skema terbaru golongan elit. Disebutkan bahwa para bankir internasional mengambil alih kendali negara AS dengan mengendalikan pasokan uang secara keseluruhan. Penerapan undang-undang Federal Reserve Act tahun 1913 memungkinkan para bankir untuk mengendalikan pencetakan dan penanganan dollar.
Dalam tatanan dunia baru, dapat ditentukan negara mana saja yang diperkenankan untuk tumbuh dan seberapa jauh proses pertumbuhan yang “diperkenankan”.
Menurut Jones, rakyat AS harus terbangun dari mimpi. Berkat sejumlah unjuk rasa yang digelar di seluruh penjuru negara, ada lebih banyak rakyat yang menyadari fakta bahwa Obama tidak jauh berbeda dengan Bush. Obama telah melanggar seluruh janjinya kepada rakyat AS, termasuk janji-janji kampanyenya.
Film dokumenter tersebut menekankan bahwa Obama hanya sebuah boneka dan rakyat AS seharusnya tidak terbujuk dalam propaganda dan realita palsu. (prtv/sm/arrahmah.com)