NEW YORK (Arrahmah.id) – Beberapa senjata yang digunakan Iran untuk memulai serangan drone dan rudal ke ‘Israel’ lebih canggih daripada yang pernah dihadapi ‘Israel’ sebelumnya, The New York Times melaporkan.
‘Israel’ sebelumnya menghadapi serangan udara dari Gerakan Perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam Palestina, yang menggunakan roket dengan jangkauan dan akurasi terbatas.
Ini termasuk roket jarak pendek dari keluarga Grad, serta roket M-302 buatan Suriah.
Selain itu, Hamas memiliki roket Fajr-5 dari Iran dan varian yang diproduksi secara lokal, masing-masing memiliki jangkauan sekitar 50 mil, menurut laporan tersebut.
“Senjata yang digunakan Iran pada Sabtu (13/4/2024) dapat melakukan perjalanan lebih jauh, dan beberapa di antaranya dapat melakukan perjalanan lebih cepat,” menurut The New York Times.
Sumber-sumber militer ‘Israel’ yang dikutip dalam laporan tersebut menyatakan bahwa serangan tersebut terdiri dari 185 drone, 36 rudal jelajah, dan 110 rudal ground-to-ground, yang sebagian besar diluncurkan dari Iran, dengan porsi lebih kecil berasal dari Irak dan Yaman.
Laporan tersebut juga mengutip unggahan X oleh Fabian Hinz, seorang pakar militer Iran, yang menyatakan bahwa Iran kemungkinan besar mengerahkan rudal jelajah Paveh 351, yang dikembangkan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam, yang memiliki jangkauan melebihi 1.200 mil, cukup untuk mencapai ‘Israel’ dari Iran.
“Rudal tersebut (dalam versi berbeda) juga telah diberikan kepada Houtsi Yaman dan PMF Irak,” tambah Hinz.
Unggahan lainnya, oleh anggota Dewan Penasihat Keamanan Internasional di Departemen Luar Negeri AS, Jeffrey Lewis, dilaporkan mengidentifikasi penggunaan rudal jelajah serangan darat oleh Iran, yang mampu membawa sekitar satu ton bahan peledak.
Apa yang telah terjadi
Pada Sabtu malam (13/4), serangan balasan Iran terhadap ‘Israel’ yang sangat dinanti-nantikan dimulai, kata para pejabat ‘Israel’ kepada Israel Broadcasting Corporation (KAN).
Pembalasan Iran diperkirakan menyusul agresi ‘Israel’ yang meratakan konsulat Iran di Damaskus pada 1 April.
Meskipun ‘Israel’ telah menyerang banyak sasaran Iran di masa lalu, serangan terhadap konsulat merupakan peningkatan karena mereka menargetkan wilayah ‘kedaulatan’ Iran – yaitu misi diplomatik.
Washington telah memperingatkan Iran agar tidak melakukan pembalasan, meskipun Amerika gagal mengutuk agresi ‘Israel’ terhadap Iran, yang mengakibatkan terbunuhnya 13 orang, termasuk tujuh pejabat militer. (zarahamala/arrahmah.id)