KABUL (Arrahmah.id) – The New York Times telah mengklaim dalam investigasi terbarunya bahwa di bawah komando mantan kepala polisi Kandahar, Abdul Raziq, yang didukung oleh Amerika Serikat, lebih dari 300 warga sipil Afghanistan hilang.
Laporan yang diterbitkan pada Rabu (22/5/2024) menyebutkan hasil penelitian selama lebih dari satu tahun, termasuk wawancara dengan ratusan keluarga yang anak laki-laki atau suami mereka menghilang di Kandahar dan tidak pernah terlihat lagi.
Laporan tersebut menyatakan bahwa meskipun Abdul Raziq merupakan pilihan utama Amerika dalam perang melawan Taliban di Kandahar, laporan tersebut mengkritik Washington karena memberdayakan para panglima perang, politisi korup, dan penjahat di Afghanistan.
Laporan tersebut mengatakan, “The New York Times menemukan bahwa dia [Abdul Raziq] telah mengubah polisi menjadi pasukan yang menakutkan, dan para perwiranya membunuh, menculik, dan menyiksa ratusan orang di penjara-penjara rahasia, banyak di antara mereka tidak pernah terlihat lagi. Sementara itu, para presiden, jenderal, dan duta besar AS menekankan hak asasi manusia untuk Afghanistan yang lebih baik. Hal ini membantu menjelaskan mengapa Amerika kalah dalam perang di Afghanistan.”
Beberapa warga Afghanistan mengatakan kepada New York Times, “Meskipun mereka tidak mendukung Taliban, mereka senang melihat pemerintah Afghanistan yang didukung AS jatuh.”
Banyak pejabat Amerika mengatakan kepada New York Times bahwa dalam perang melawan Taliban di Kandahar, Abdul Raziq adalah satu-satunya sekutu Amerika yang mampu mengalahkan Taliban.
Bagian lain dari laporan tersebut menyatakan, “Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi hak asasi manusia, dan media memiliki keprihatinan serius terhadap pasukan Abdul Raziq, tetapi pada saat itu, investigasi independen di Kandahar tidak memungkinkan.”
Para investigator The New York Times mendatangi ratusan rumah di Kandahar dan berbicara dengan hampir seribu orang yang mengatakan bahwa pasukan pemerintah telah menculik anggota keluarga mereka.
Namun, investigasi tersebut hanya mencakup 368 kasus penghilangan paksa dan puluhan pembunuhan di luar hukum yang dikaitkan dengan pasukan yang didukung AS di Kandahar.
Saudara laki-laki Abdul Raziq, Tadin Khan, yang ditunjuk sebagai kepala polisi Kandahar setelah saudaranya, membantah tuduhan tersebut kepada New York Times.
Abdul Raziq dibunuh oleh pejuang Imarah Islam Afghanistan di Kandahar pada Oktober 2018.
The New York Times melaporkan bahwa setelah jatuhnya pemerintahan Afghanistan sebelumnya, kuburan massal ditemukan di Kandahar, tetapi belum ada penyelidikan terorganisir yang dilakukan. (hanimazaya/arrahmah.id)