WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebuah analisis video menunjukkan Amerika Serikat kemungkinan secara keliru menargetkan seorang pekerja bantuan daripada pejuang ISIS dalam serangan terakhirnya di Afghanistan yang menewaskan 10 warga sipil, New York Times mengatakan Jumat (10/9/2021).
Pentagon menyatakan telah menggagalkan serangan baru yang direncanakan oleh kelompok ISIS melalui serangan pesawat tak berawak Reaper pada 29 Agustus – sehari sebelum pasukan AS mengakhiri misi 20 tahun mereka dan menyusul serangan dahsyat di luar bandara.
Namun seorang warga Kabul Aimal Ahmadi sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa serangan itu menewaskan 10 warga sipil termasuk putri kecilnya, keponakan laki-lakinya, dan saudara laki-lakinya Ezmarai Ahmadi, yang mengendarai mobil yang dihantam setelah dia parkir.
New York Times, yang menganalisis rekaman kamera keamanan, mengatakan militer AS mungkin telah melihat Ahmadi yang terbunuh dan seorang rekannya memuat sejumlah galon air, yang pasokannya berkurang, dan mengambil sebuah laptop untuk atasannya.
Ezmarai Ahmadi adalah seorang insinyur listrik untuk bantuan dan LSM Nutrition and Education International yang berbasis di California dan dirinya termasuk di antara ribuan warga Afghanistan yang telah mengajukan permohonan untuk pemukiman kembali di Amerika Serikat, tutur kerabatnya.
Para pejabat AS mengatakan bahwa ledakan yang lebih besar terjadi setelah serangan pesawat tak berawak, menunjukkan bahwa ada bahan peledak di dalam kendaraan.
Tetapi penyelidikan New York Times mengungkapkan tidak ada bukti ledakan kedua, dengan hanya satu kerusakan kecil di gerbang terdekat dan tidak ada tanda-tanda ledakan tambahan seperti dinding yang meledak.
Aimal Ahmadi sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa 10 warga sipil tewas. Para pejabat AS telah mengakui tiga kematian warga sipil tetapi bersikukuh bahwa serangannya itu dilancarkan untuk mencegah serangan mematikan lainnya.
Mengomentari laporan itu, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa Komando Pusat AS “terus menilai” serangan itu dan mengklaim “tidak ada militer lain yang bekerja lebih keras” daripada miliernya untuk mencegah korban sipil.”
“Seperti yang dikatakan Ketua (Mark) Milley, serangan itu didasarkan pada intelijen yang terpercaya, dan kami masih percaya bahwa serangan itu mencegah ancaman yang akan segera terjadi di bandara dan terhadap pria dan wanita kami yang masih bertugas di bandara,” klaim Kirby, merujuk pada jenderal tertinggi AS.
New York Times mencatat bahwa serangan roket keesokan paginya, yang diklaim oleh kelompok Negara Islam, dilakukan dari Toyota Corolla yang mirip dengan milik Ahmadi.
Lebih dari 71.000 warga sipil Afghanistan dan Pakistan telah tewas dari perang yang diluncurkan oleh Amerika Serikat setelah serangan 11 September 2001. (Althaf/arrahmah.com)