NEW DELHI (Arrahmah.com) – Pernyataan terakhir Perdana Menteri India Narendra Modi tentang serangan udara Balakot memicu kehebohan online. Modi mengindikasikan bahwa dia secara pribadi mengizinkan serangan itu terlepas dari kondisi cuaca buruk karena dia berpikir “awan benar-benar dapat membantu pesawat kita keluar dari radar” dan “menyediakan kita cukup pelindung”.
Berbicara kepada saluran News Nation TV India pada Sabtu (11/5/2019), Modi mengatakan hujan deras pada malam 25 Februari telah mempersulit perencanaan serangan 26 Februari, bahkan mendorong perencana militer untuk mempertimbangkan penjadwalan ulang operasi. Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa dia harus menggunakan “visi mentah” non-ahli tentang menggunakan awan demi keuntungan India untuk menghilangkan keraguan para ahli pertahanan dan melanjutkan serangan itu.
“Sekitar pukul 1.30 pagi, kami memulai pergerakan, jam 2.55 kami baik-baik saja dan pada jam 3.20 saya mendapat laporan tentang serangan udara. Ada begitu banyak gerakan di udara dan air sehingga membingungkan Pakistan,” sang perdana menteri menyatakan.
Divya Spandana, direktur media sosial untuk partai oposisi utama India, Partai Kongres, mengejek Modi, dan mengatakan di Twitter bahwa kemampuan untuk menggunakan radar untuk mendeteksi pesawat, “cloud or no cloud”, telah ada selama beberapa dekade.
FYI @narendramodi the radar to detect planes,cloud or no cloud has been there for decades. Even for the stealth ones. If not, other country’s planes would be crisscrossing the skies firing away at will 🙄
This is what happens when you’re stuck in the past. Get with it Uncle ji. https://t.co/sKYTAmz6jz— Ramya/Divya Spandana (@divyaspandana) May 12, 2019
Pernyataan Modi juga nampaknya menggelitik para pencela lainnya. Beberapa pengguna, termasuk lawan perdana menteri lainnya dalam pemilihan yang sedang berlangsung di India, menyarankan bahwa kurangnya pengetahuan tentang bagaimana teknologi radar bekerja merupakan risiko keamanan nasional yang serius.
On PM Modi's radar & clouds comment, it seems no one clarified for the PM how radars work. If that is the case, then it is a very serious national security issue. No laughing matter!
— Salman Anees Soz (@SalmanSoz) May 11, 2019
National security is not something to be trifled with. Such an irresponsible statement from Modi is highly damaging. Somebody like this can’t remain India’s PM. https://t.co/wK992b1kuJ
— Sitaram Yechury (@SitaramYechury) May 11, 2019
Since Modiji has revealed that he overruled the advice of IAF top brass to reschedule the Balakot air strike bcs of cloud cover, questioning Balakot strike is no longer about the IAF but about Modi’s lack of judgment & inability of cabinet ministers & his aides to dissuade him.
— Krishan Partap Singh (@RaisinaSeries) May 11, 2019
Yang lain ikut terkekeh dan dengan sarkastis menyatakan bahwa pernyataan “ilmuwan awan” mereka adalah “bagian penting dari informasi taktis yang akan sangat penting ketika merencanakan serangan udara di masa depan,” atau menyarankan bahwa Modi mungkin mabuk.
How's the PM?
High sir. https://t.co/qTiTj5a6GR— Aditya Menon (@AdityaMenon22) May 11, 2019
Someone please tell him that radar is different from binoculars. Let’s wait till 23 May, Modi won’t be able to see BJP’s majority either with binoculars or with microscope. He would then need a radar to figure out where to escape from Delhi. #DeshKeDilMeiModi #Phase6 pic.twitter.com/7YMWE2q5Hj
— Md Salim (@salimdotcomrade) May 11, 2019
Pakistani radar doesn’t penetrate clouds. This is an important piece of tactical information that will be critical when planning future air strikes. https://t.co/OBHwEJfGSW
— Omar Abdullah (@OmarAbdullah) May 11, 2019
https://twitter.com/gargichauhan29/status/1127309121756123141?ref_src=twsrc%5Etfw
https://twitter.com/i_theindian/status/1127454664520134656?ref_src=twsrc%5Etfw
How Radar works according to Modi. pic.twitter.com/iDMjDcisyU
— Kiran Gandhi (@Kirangandhi) May 11, 2019
Actual photo of Pakistani radar on the day of the Balakot strike. #WahModiJiWah #EntireCloudCover pic.twitter.com/QkcpcvctvC
— Cynical Ujval (@cynical_ujval) May 12, 2019
Mirza Cloudy Alias Scientist Modi should be nominated for this year’s Nobel Prize for Physics for developing a new theory on radar-cloud relationship. All bhakt friends please support this campaign #PhysicsNobelPrizeForModi pic.twitter.com/2Tc9rIrweP
— Niyaz Kollam (@niyazkollam) May 12, 2019
Beberapa membuat lelucon tentang misi luar angkasa Organisasi Penelitian Ruang Angkasa India (ISRO), bercanda bahwa Modi telah campur tangan secara pribadi untuk mendorong para ilmuwan mencoba pendaratan di bulan pada Hari Bulan Purnama “karena dengan begitu mereka akan mampu melihat area yang lebih luas untuk mendarat”.
"ISRO wasn't ready for the moon mission. The experts had their doubts. I told them to attempt it on the Full Moon Day because then they will have more area to land on. Vidya kasam." – Our scientist PM
— Aisi Taisi Democracy (@AisiTaisiDemo) May 12, 2019
Narendra Modi is the kind of absolute Idiot who will ask ISRO to send a Spacecraft to Sun during night because it will be Cooler
— Joy (@Joydas) May 11, 2019
Akhirnya, pengguna membuat tagar #EntireCloudCover, yang langsung menjadi populer di segmen Twitter India.
Pada 26 Februari, India melancarkan serangan udara yang diklaim menargetkan kelompok yang berbasis di Pakistan yang mengklaim bertanggung jawab atas pemboman mobil bunuh diri pada 14 Februari dimana 44 personel keamanan India di Pulwama, India.
Sehari kemudian, India melakukan serangan kedua, dengan jet-jet Pakistan bergegas untuk mencegat pesawat-pesawat tempur tersebut, memicu perseteruan di mana setidaknya satu MiG-21 India ditembak jatuh. Saat itu, India mengklaim F-16 Pakistan juga hancur.
Serangan teror, respons India dan pertempuran udara berikutnya memicu serangkaian bentrokan di sepanjang daerah perbatasan Garis Kontrol yang berlanjut hingga hari ini. Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa telah menggunakan serangan dan ketegangan yang sedang berlangsung selama pemilihan umum yang sedang berlangsung di India untuk menggambarkan perdana menteri sebagai pemimpin tangguh yang dengan berani membela negara. (Althaf/arrahmah.com)