(Arrahmah.com) – Ternyata Nusron Wahid Ketua Umum GP Ansor alias Banser NU yang sedang heboh ditanggapi para tokoh Islam karena konon menganggap ayat konstitusi lebih tinggi dibanding ayat suci, punya jabatan baru. Yaitu Koordinator Doa dan Dzikir bersama, untuk syukuran rakyat di Masjid Sunda Kelapa, Menteng Jakarta 19 Oktober 2014 kaitannya dengan pelantikan Jokowi-JK 20 Oktober.
Doa yang dikordinir oleh Nusron Wahid “pemuja ayat konstitusi” itu akan makbul ga’ ya?
Dia sendiri memandang agama itu kesannya remeh temeh. Kenapa jadi pengkordidnir doa?
Kalau mengkordinir untuk menjaga pengikut setan Lady Gaga memang sudah dia lakukan dengan mengerahkan anggotanya Banser NU. Tahu-tahu kini “ketiban sampur” untuk mengkordinir doa di masjid terkemuka di Jakarta.
Ya suka-suka penyelenggaralah yau…
Politisi PDI-P, Zuhairi Misrawi, mengatakan, pada hari acara itu, Jokowi-JK akan mendatangi acara pertama yakni doa bersama umat Hindu se-Jabodetabek di Pura Agung Wirasatya Tanah Abang.
Pada pukul 17.15 WIB, Jokowi-JK akan mendatangi Masjid Sunda Kelapa. Terakhir, pada pukul 19.20 WIB, Jokowi akan ke Gereja Katedral menyapa umat Kristiani di sana.
Penanggung jawab acara tersebut, Nusron Wahid mengatakan, Jokowi-JK akan berada di masjid sejak pukul 17.00-20.00 WIB.
Demikian berita yang beredar sejak Kamis lalu.
Doa adalah ibadah
Nabi Muhammad shllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa itu ialah ibadah”. (HR. At-Tirmizi, Al-Bukhari dan Al-Hakim dari An-Nu’man bin Basyir).
Ketika orang bukan Islam sedang melakukan doa, umat Islam wajib berlepas diri, karena sudah mengenai urusan ibadah. Bila menghadirinya, berarti melanggar prinsip yang ditegaskan Allah Ta’ala. Dan bila kedatangannya itu dengan meyakini (bahwa itu ya sama saja dengan ibadah Muslimin), maka dapat merusak iman. Lebih buruk lagi, bila hadirnya itu memberi contoh atau punya misi agar berlaku seperti itu, maka di samping dia sendiri dapat rusak imannya masih pula kemungkinan dapat tergolong sebagai perusak Islam.
Ketika sudah seperti itu, maka dikhawatirkan menjadi wadyabala syaitan yang telah berjanji menyuruh ubah agama Allah:
{لَعَنَهُ اللَّهُ وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا (118) وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا (119) يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا (120) أُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَلَا يَجِدُونَ عَنْهَا مَحِيصًا} [النساء: 118 – 121]
118. yang dila’nati Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya)[350],
119. Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
120. Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
121. Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya. (QS An-Nisaa’: 118-121).
[350] Pada tiap-tiap manusia ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat, syaitan akan mempergunakan persediaan untuk jahat untuk mencelakakan manusia.
[351] Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan dipersembahkan kepada patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya lebih dahulu, dan binatang yang seperti ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta harus dilepaskan saja.
[352] Meubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang. ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah.
Ketika Islam melarang ikut ibadah selain Islam (dalam ayat lakum diinukum waliyadiin), lalu seseorang justru datang, bahkan meyakini, bahkan mencontohi dengan misi yang dibawanya, maka itulah perbuatan yang termasuk mengubah agama Allah. Dari larangan menjadi tidak apa-apa, bahkan diseyogyakan agar ditiru demikian. Benar-benar mengikuti janji syaitan di ayat tersebut.
Lebih dahsyat dari itu, kalau yang melakukan itu petinggi dari negeri yang jumlah penduduk Islamnya terbesar di dunia, maka na’udzubillahi min dzalik. Jangan-jangan kiamat yang tandanya seperti berikut ini justru diujudkannya di Indonesia.
Dalam sebuah hadits panjang, disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تُعبَد الأَوْثَان
َ“…Kiamat tidak akan terjadi hingga sekelompok kabilah dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan sampai-sampai berhala pun disembah…” (Shahih Ibni Hibban Juz XVI hal. 209 no. 7237 dan hal. 220 no. 7238 Juz XXX no. 7361 hal 6, Syu’aib al-Arnauth berkata, “Sanad-sanadnya shahih sesuai dengan syarat Muslim).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“لا تقوم الساعة حتى يرجع ناس من أمتي إلى أوثان كانوا يعبدونها من دون الله- عز وجل”
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga sekelompok kaum dari umatku kembali kepada berhala. Mereka menyembah berhala tersebut di samping Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Riwayat Abu Dawud al-Thayalisi dari Musa bin Muthir, lemah. Ithaful Khirah wal Mahrah Bizawaid Juz 8 hal. 34).
Betapa sedih hati ini, belum dilantik saja sudah mendatangkan musibah bagi agama (Islam). Di samping itu pemimpin acara musibah agama itu orang-orang yang dikenal di masyarakat, ada yang merendahkan ayat suci dibanding ayat konstitusi, dan ada yang dipersoalkan ketika kuliah di Mesir konon berpendapat shalat tidak wajib. Hingga ketika dia telah berada di Indonesia, lalu balik ke Mesir untuk seminar ternyata ditolak oleh mahasiswa Indonesia di Mesir. Dia itu kini bertengger di PDIP bahkan tercatat dalam berita termasuk yang dicalonkan sebagai menteri agama. Itulah orang-orang yang di dalam hadits disebutkan:
حَدِيث أَنَس ” أَنَّ أَمَام الدَّجَّال سُنُونَ خَدَّاعَات يُكَذَّب فِيهَا الصَّادِق وَيُصَدَّق فِيهَا الْكَاذِب وَيُخَوَّن فِيهَا الْأَمِين وَيُؤْتَمَن فِيهَا الْخَائِن وَيَتَكَلَّم فِيهَا الرُّوَيْبِضَة ” الْحَدِيث أَخْرَجَهُ أَحْمَد وَأَبُو يَعْلَى وَالْبَزَّار وَسَنَده جَيِّد , وَمِثْله لِابْنِ مَاجَهْ مِنْ حَدِيث أَبِي هُرَيْرَة وَفِيهِ ” قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَة ؟ قَالَ الرَّجُل التَّافِه يَتَكَلَّم فِي أَمْر الْعَامَّة “( فتح الباري).
Hadits Anas: Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84 ).
Belum lama ini ada contoh nyata, seorang pelacur waria mati dimutilasi dan direbus oleh “suaminya” yang gigolo. Kemudian masyarakat dan masjid di Lampung menolak untuk menshalati jasadnya. Contoh itu perlu sekali jadi pelajaran bagi siapa saja, termasuk ada kemungkinan, orang yang sedang ikut doa di pura atau pun gereja (padahal orang Islam), tahu-tahu meninggal di sana, misalnya, maka Umat Islam kemungkinan akan menolaknya untuk menshalati jenazahnya.
Sedihnya hati ini… karena aku benci terhadap kemunkaran yang sangat munkar, namun secara logika adalah pakai biaya (yang ujung-ujungnya mesti mengenai) dari penduduk yang sebagian besar adalah Umat Islam, tentu saja. Itu lebih buruk dibanding isteri durhaka yang meminta duit ke suami namun untuk biaya menggugat cerai sang suami.
Wallaahu a’lam bisshawaab.
Jakarta, Sabtu 23 Dzulhijjah 1435H/ 18 Oktober 2014
Penulis: Hartono Ahmad Jaiz
(arrahmah.com)