JAKARTA (Arrahmah.com) – Idul Fitri 1 Syawal 1436 H tampaknya akan dilaksanakan bersamaan oleh umat 2 ormas Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah.
“Insya Allah, baik NU ataupun Muhammadiyah akan merayakan Idul Fitri 1436 Hijriah pada Jumat, 17 Juli 2015,” kata KH Muhammad Thobary Syadzily Al-Bantani, Ketua Lajnah Al-Falakiyah PWNU Banten, saat dihubungi Tempo, kemarin, dikutip dari Tempo.co, Rabu (15/7/2015).
Keyakinan Thobary didasari perhitungan mempergunakan sistem ilmu hisab Nautical Almanac secara manual. Berdasarkan perhitungannya, pada Kamis, 16 Juli 2015, bulan sabit yang menandai bulan baru (Syawal) akan muncul.
Ijtima’ atau konjungsi akan terjadi pada pukul 08.24 pagi. Bulan sabit akan terbenam pada pukul 18.05, atau lebih dari 13 menit setelah matahari terbenam. Dengan kemunculan bulan baru pada hari Kamis, maka Jumat adalah Lebaran.
Yang terpenting adalah ketinggian bulan sabit (hilal). Ketinggian inilah yang menentukan apakah bulan bisa dilihat atau tidak. Jika terlalu rendah, bulan tak terlihat hingga 1 Syawal tak mungkin jatuh hari Jumat. Dalam perhitungan Thobary, pada Kamis, 16 Juli, bulan sabit terlihat lumayan tinggi, yaitu 3° 23 ‘ 13,2 ” atau 3,4 derajat di atas ufuk.
“Berdasarkan kesepakatan para ahli hisab Kementerian Agama Republik Indonesia, hilal di atas 3,4 derajat di atas ufuk sudah disebut imkan ar-ru’yat atau mungkin dilihat,” kata Thobary yang juga anggota Hisab-Rukyat Kementerian Agama RI.
Meski demikian, Kyai Thobary menyarankan kita untuk menunggu hasil sidang Kementerian Agama pada Kamis malam.
Sebelumnya, pada 7 Juli lallu PP Muhammadiyah memutuskan Lebaran akan jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015. Hasil perhitungannya mirip, yakni bulan sabit dilihat pada 3,22 derajat. (azm/arrahmah.com)