JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua PP Muhammadiyah yang juga mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas setelah mendapat kabar penyerangan kepada penyidik KPK Novel Baswedan segera meluncur ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, tempat Novel Baswedan dirawat.
Selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menyatakan sikap organisasinya yang mengecam keras tindakan penyerangan terhadap penyiidik KPK Novel Baswedan.
”Muhammadiyah mengecam keras pelaku teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang saat ini sedang memimpin satgas skandal korupsi politik e-KTP,” tegasnya, sebagaimana dilansir Sang Pencerah.
Dia menambahkan, serangan terhadap Novel merupakan tindakan terorisme.
Menurut Busyro, serangan ini tidak hanya ditujukan secara personal kepada Novel, tetapi juga KPK secara kelembagaan.
“Terorisme itu ya seperti ini. Yang diserang itu bukan personal Novel saja, tapi Novel sebagai bagian dari KPK,” tegasnya.
Busyro menilai, teror terhadap Novel Baswedan merupakan bukti bahwa kekuatan-kekuatan kontra KPK saat ini semakin brutal dan riil melakukan teror. “Bukan saja terhadap Novel Baswedan, tapi seluruh jajaran KPK,” tandasnya.
Menurut Busyro, ini bukan teror pertama yang dialami Novel. “Sudah berkali-kali Novel Baswedan ditabrak, dan sekarang disiram air keras,”
Busyro. menuturkan, tahun lalu, Novel ditabrak mobil ketika sedang mengendarai sepeda motor menuju kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan.
Novel juga dipidanakan atas meninggalnya tahanan, ketika ia menjadi penyidik di Bengkulu, yang telah terjadi pada 2004. Semua teror datang setelah Novel memimpin penyidikan berbagai kasus besar, di antaranya kasus korupsi simulator SIM di Kepolisian. Novel sekarang menyidik perkara mega korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau E-KTP.
Busyro menegaskan, sudah saatnya Presiden Joko Widodo turun tangan. ”Presiden Jokowi harus turun tangan langsung dengan membentuk tim bersama untuk mengusut kasus ini,” ujar Busyro.
(ameera/arrahmah.com)
JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua PP Muhammadiyah yang juga mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas setelah mendapat kabar penyerangan kepada penyidik KPK Novel Baswedan segera meluncur ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, tempat Novel Baswedan dirawat.
Selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menyatakan sikap organisasinya yang mengecam keras tindakan penyerangan terhadap penyiidik KPK Novel Baswedan.
”Muhammadiyah mengecam keras pelaku teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang saat ini sedang memimpin satgas skandal korupsi politik e-KTP,” tegasnya, sebagaimana dilansir Sang Pencerah.
Dia menambahkan, serangan terhadap Novel merupakan tindakan terorisme.
Menurut Busyro, serangan ini tidak hanya ditujukan secara personal kepada Novel, tetapi juga KPK secara kelembagaan.
“Terorisme itu ya seperti ini. Yang diserang itu bukan personal Novel saja, tapi Novel sebagai bagian dari KPK,” tegasnya.
Busyro menilai, teror terhadap Novel Baswedan merupakan bukti bahwa kekuatan-kekuatan kontra KPK saat ini semakin brutal dan riil melakukan teror. “Bukan saja terhadap Novel Baswedan, tapi seluruh jajaran KPK,” tandasnya.
Menurut Busyro, ini bukan teror pertama yang dialami Novel. “Sudah berkali-kali Novel Baswedan ditabrak, dan sekarang disiram air keras,”
Busyro. menuturkan, tahun lalu, Novel ditabrak mobil ketika sedang mengendarai sepeda motor menuju kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan.
Novel juga dipidanakan atas meninggalnya tahanan, ketika ia menjadi penyidik di Bengkulu, yang telah terjadi pada 2004. Semua teror datang setelah Novel memimpin penyidikan berbagai kasus besar, di antaranya kasus korupsi simulator SIM di Kepolisian. Novel sekarang menyidik perkara mega korupsi kartu tanda penduduk elektronik atau E-KTP.
Busyro menegaskan, sudah saatnya Presiden Joko Widodo turun tangan. ”Presiden Jokowi harus turun tangan langsung dengan membentuk tim bersama untuk mengusut kasus ini,” ujar Busyro.
(ameera/arrahmah.com)