BAGHDAD (Arrahmah.com) – Wakil Presiden Irak, Nouri Al-Maliki pada Senin (2/1/2017) mengatakan bahwa milisi Syiah Hashd Al-Shaabi akan memasuki Suriah untuk membela saudara mereka jika dibutuhkan.
Pernyataannya muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa milisi bersenjata Syiah akan menjadi bahan bakar bentrokan sektarian di Irak utara, khususnya kota yang penduduknya didominasi Turkmen, Tal Afar dan kota Mosul yang mayoritas penduduknya Muslim.
“Jika kita bisa sukses melawan Daesh dan membebaskan tanah kita, kita bisa pergi ke Suriah jika saudara-saudara kita di sana butuh bantuan,” klaim Maliki di hadapan awak media dalam pertemuan di ibukota Iran, Teheran seperti dilaporkan Anadolu.
Sebuah kelompok payung milisi Syiah pro-pemerintah Irak, Hashd Al-Shaabi didirikan pada 2014 dengan tujuan untuk memerangi ISIS.
Hashd Al-Shaabi di masa lalu dilaporkan telah melakukan pelanggaran terhadap warga sipil.
Pejabat Hashd Al-Shaabi juga mengungkapkan pernyataan senada dan bersumpah akan memperjuangkan rezim Asad di Suriah setelah Irak.
Pada November 2016, parlemen Irak menyetujui proposal untuk secara resmi menggabungkan Hashd Al-Shaabi ke dalam angkatan bersenjata Irak.
Tidak ada data resmi mengenai jumlah anggota milisi Syiah tersebut, namun beberapa sumber mengatakan bahwa sedikitnya terdapat 300.000 pejuang.
Namun bertentang dengan Nouri Al-Maliki, Perdana Menteri Irak Haidar Al Abadi mendesak semua kelompok bersenjata di bawah milisi Shaabi untuk mematuhi kebijakan Baghdad untuk tidak mengganggu urusan internal negara lain.
“Hashd Al-Shaabi harus menghormati negara tetangga. Berperang di luar Irak tidak akan meringankan beban kita. Kami tidak ingin mengambil bagian dalam bentrokan regional,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)