KABUL (Arrahmah.id) – Noorullah Noori, Menteri Perbatasan, Etnis, dan Suku, menyatakan bahwa di bawah Imarah Islam Afghanistan, tidak hanya hak asasi manusia yang dilindungi, bahkan hak-hak hewan pun dijaga.
Berbicara dalam sebuah pertemuan yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik besar antara dua suku di Ghor, Noori menekankan bahwa tidak seorang pun akan diizinkan untuk terlibat dalam pertumpahan darah, kekerasan, atau penghinaan, lansir Tolo News (1/9/2024).
Ia lebih lanjut menambahkan, “Dalam sistem Islam, selain hak asasi manusia, hak asasi hewan juga dilindungi.”
Di bagian lain pidatonya, pejabat Imarah Islam ini menggambarkan penyelesaian perselisihan antar-suku di dalam negeri sebagai salah satu tanggung jawab dan prioritas utama pemerintah.
Mengenai hal ini, Noorullah Noori mengatakan, “Imarah Islam memiliki tanggung jawab dan rencana: tanggung jawabnya adalah berusaha menyelesaikan konflik dan permusuhan.”
Konflik suku besar atas lahan pertanian antara suku Sardar Khial dan Taimani di Ghor, yang telah mengakibatkan hampir 100 korban jiwa, diselesaikan melalui mediasi Kementerian Perbatasan, Etnis, dan Suku. Setelah 100 tahun, kedua belah pihak saling berpelukan.
Abdul Rahman Mazmal, perwakilan dari suku Taimani, menyatakan, “Sejak tahun 1303 (1924), perselisihan ini secara resmi dirujuk ke institusi negara dan belum terselesaikan hingga sekarang. Selama revolusi, puluhan orang kami terbunuh.”
Noor Ahmad Taqizadah, perwakilan dari suku Sardar Khial, mengatakan, “Terima kasih kepada Allah, masalah ini diselesaikan hari ini, dan kami hadir sebagai perwakilan suku.”
Kementerian Perbatasan, Etnis, dan Suku menyatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir, mereka telah menyelesaikan lebih dari 2.200 konflik kesukuan di negara tersebut, sebagian besar di provinsi Nangarhar, Nuristan, Badghis, Jawzjan, dan provinsi-provinsi di bagian tenggara dan utara negara itu. (haninmazaya/arrahmah.id)