DURBAN (Arrahmah.com) – Belasan mobil beriringan berjalan mengelilingi kota Durban sambil memperdengarkan adzan ketika masuk waktu shalat.
Mobil-mobil yang dikendarai anggota Tactical Shooting Team (TST) yang dipimpin seorang Hindu bernama Rivaaj Ramdas ini, sebagaimana dikutip dari Siasat pada 2 September 2020, melewati jalanan di Isipingo, selatan Durban, sambil memperdengarkan adzan melalui pengeras suara.
Iring-iringan ini sebagai bentuk dukungan pada warga Muslim dan protes terhadap Pengadilan Tinggi yang melarang madrasah Talemuddeen Islamic Institute di Pantai Isipingo untuk mengumandangkan adzan.
Pelarangan didasari karena adanya keluhan dari warga Hindu Isipingo, Chandra Ellaurie, yang merasa terganggu dengan suara adzan.
Ellaurie mengatakan telah mengeluh tentang adzan ini sejak 2003 dan melaporkannya ke Komisi Hak Asasi Manusia Afrika Selatan pada Juli 2004.
Pada saat itu, seperti dilansir Al Jazeera (28/8/2020), komisi merekomendasikan Asosiasi Muslim Pantai Isipingo berhenti menggunakan pengeras suara eksternal setiap adzan subuh karena rumah Ellaurie tepat di seberang madrasah.
Dikatakan juga bahwa setiap adzan tidak boleh lebih dari tiga menit.
Akan tetapi, keputusan tersebut banyak disesali oleh warga non muslim. Termasuk Rivaaj Ramdas dan para anggota Tactical Shooting Team (TST).
“Kami kami cukup muak dan lelah dengan komunitas Muslim yang selalu dijadikan sasaran, dikucilkan, dikritik semata-mata karena kecintaan mereka kepada Yang Maha Kuasa,” ujar Ramdas pada Siasat “Ellaurie tidak tahu apa-apa tentang Islam dan tidak tahu keindahan dan ajaran Islam, yang universal dan bermanfaat bagi semua orang.”
Ramdas menambahkan bahwa suara adzan yang indah membuat dirinya ketika melewati masjid akan selalu ingat Tuhan. Adanya pengingat Tuhan ini, menurutnya, tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam saja, tetapi juga semua orang di Afrika Selatan dan di seluruh dunia. (hanoum/arrahmah.com)