SURIAH (Arrahmah.com) – Sebuah NGO internasional meluncurkan petisi pada Kamis (28/2/2019) guna menuntut pembebasan perempuan dan anak-anak yang dipenjara oleh rezim Suriah.
“Setelah mendapatkan tanda tangan dengan jumlah yang cukup, petisi tersebut akan disampaikan kepada PBB serta pemerintah Turki, Rusia dan Iran atas upaya mereka dalam proses Astana untuk mencapai perdamaian di Suriah,” kata Murat Yilmaz, juru bicara Gerakan Hati Nurani, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency.
Mereka menilai bahwa tanda tangan itu akan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keadaan buruk perempuan dan anak-anak yang ada di Suriah, katanya. Dia juga menambahkan bahwa belum ada negara atau badan lain yang secara serius menyoroti atau menangani masalah ini.
“Jika para pemimpin negara yang melakukan proses Astana menanggapi masalah ini, kami berharap semua wanita dan anak-anak akan dibebaskan tanpa syarat dari penjara-penjara Suriah,” kata Yilmaz, merujuk pada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Petisi ini dapat didukung di situs web resmi Gerakan Hati Nurani di vicdanhareketi.org, yang tersedia dalam enam bahasa.
Gerakan Hati Nurani adalah aliansi individu, kelompok hak asasi dan organisasi yang bertujuan untuk menyuarakan pembebasan perempuan dan anak-anak dari penjara rezim Assad Suriah.
Proses Astana, yang dipelopori oleh Turki, Rusia dan Iran, telah berhasil melahirkan gencatan senjata di Suriah dan menyebabkan terciptanya zona de-eskalasi di seluruh negara yang dilanda perang.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Gerakan Hati Nurani, lebih dari 13.500 wanita telah dipenjara sejak konflik Suriah dimulai pada Maret 2011, sementara lebih dari 7.000 wanita masih ditahan, di mana mereka mengalami penyiksaan, perkosaan dan kekerasan seksual. (Rafa/arrahmah.com)