BEERSHEBA (Arrahmah.id) – Pengumuman oleh media ‘Israel’ tentang terbunuhnya seorang tentara Polisi Perbatasan dan terlukanya 13 orang lainnya dalam serangan penusukan dan penembakan di stasiun bus di Beersheba memicu interaksi luas di platform media sosial.
Menurut media ‘Israel’, pelaku serangan tersebut adalah seorang warga Palestina berkewarganegaraan ‘Israel’ dari desa Al-Aqbi, dekat daerah Hura, yang tiba di stasiun bus pusat di Beersheba, menuju ke cabang restoran McDonald’s, dan kemudian menembaki orang-orang yang hadir secara acak hingga polisi ‘Israel’ tiba dan membunuhnya di tempat yang sama.
Polisi ‘Israel’ mengatakan bahwa tentara yang tewas dalam serangan tersebut bernama Shira Suslik, berusia 19 tahun, dan seorang perwira bintara di Penjaga Perbatasan Kepolisian ‘Israel’.
What’s interesting about yesterday’s shooting in Beer al-Sabaa “Beer Sheva” is that all of the settlers in the video, armed with RIFLES, were running away from ONE handgun! pic.twitter.com/qVXy2Kfuss
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) October 7, 2024
Episode “Networks Al Jazeera” pada Senin (7/10/2024) mengulas komentar paling menonjol dari para netizen, yang menyetujui kepengecutan, teror, dan ketakutan tentara pendudukan saat menghadapi senjata para pejuang perlawanan.
Menurut Abu Maryam, operasi tersebut mengungkap kepengecutan dan ketakutan tentara pendudukan, dan ia mencuit, “Operasi Beersheba mengungkap kepengecutan dan teror tentara Zionis. Kami melihat dengan mata kepala sendiri para tentara melarikan diri dan membawa senjata. Berikan senjata senilai 1% dari apa yang Anda berikan kepada musuh pengecut, dan Palestina akan terbebas.”
Pemilik akun, Shaha, setuju dengan Abu Maryam dalam sudut pandangnya dan berkata, “Operasi Beersheba dalam satu kalimat mengguncang hati ‘Israel’! Ini berarti bahwa perlawanan telah mencapai kedalaman Tel Aviv.”
Maya, mendukung pendapat mereka yang datang sebelumnya dan mencuit, “Operasi Beersheba yang heroik dan kualitatif mengirimkan pesan bahwa satu-satunya bahasa yang dipahami pendudukan fasis adalah bahasa kekuatan dan peluru.”
Sementara Ahmed, mengindikasikan bahwa ada perkembangan baru di bidang operasi dan menulis, “Kembalinya operasi syahid di dalam wilayah pendudukan, kembalinya ini merupakan tantangan keamanan baru bagi ‘Israel’.”
Sementara itu, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mengomentari operasi tersebut dengan mengatakan, “Pelaku operasi ini adalah salah satu pahlawan dari wilayah pendudukan, dan para pemuda wilayah pendudukan mampu memiliki sarana untuk menyakiti penjajah dengan segala cara yang mungkin dan mendukung rakyat mereka di Gaza yang tertindas.” (zarahamala/arrahmah.id)