TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri “Israel”, pada Kamis (7/3/2024), bertekad untuk melanjutkan rencana menyerang Rafah, wilayah terakhir di Jalur Gaza selatan yang belum diserang dari darat, menekankan bahwa jika tidak melakukan hal tersebut berarti kekalahan “Israel” melawan kelompok Hamas, Anadolu Agency laporan.
“Siapapun yang menyuruh kami untuk tidak beroperasi di Rafah berarti menyuruh kami kalah perang dan itu tidak akan terjadi,” kata Benjamin Netanyahu pada upacara kadet tentara “Israel”, menurut lembaga penyiaran publik, Kan.
Meskipun berjanji untuk meminimalkan korban sipil di Gaza, Netanyahu mengulangi tuduhannya bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia sebagai bagian dari taktiknya dalam menghadapi tentara “Israel”.
Hamas membantah kritik tersebut, dan balik mengatakan justru “Israel” menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia dalam serangannya terhadap wilayah Palestina.
Netanyahu juga mengatakan bahwa tentara Israel “akan terus bertindak melawan Hamas di seluruh penjuru Gaza, termasuk di Rafah, benteng terakhir Hamas”.
Dia mencatat bahwa dia menghadapi tekanan internasional untuk tidak menyerang Rafah, namun menekankan bahwa “Israel” akan bertahan dengan tekanan ini dan terus berperang di Gaza sampai kemenangan penuh melawan Hamas.
Tel Aviv merencanakan serangan darat di Rafah, tempat 1,4 juta orang mengungsi, meskipun ada peringatan dan seruan internasional untuk menghindari serangan semacam itu. (zarahamala/arrahmah.id)