TEL AVIV (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pada Jum’at (30/10/2015) berusaha untuk mengoreksi klaim kontroversialnya yang dibuat awal bulan ini bahwa ide untuk memberantas Yahudi Eropa tidak datang dari Hitler, melainkan dari Mufti Yerusalem, Haji Amin al–Husseini.
Sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Sabtu (31/10), dalam pidato yang ditujukan kepada para delegasi di Kongres Zionis Dunia di Yerusalem pada 20 Oktober, Netanyahu mengemukakan bahwa pemimpin Nazi awalnya tidak berniat untuk memusnahkan orang-orang Yahudi, melainkan berusaha untuk mengusir mereka dari benua Eropa.
Menurut versi Netanyahu tentang peristiwa ini, Hitler berubah pikiran setelah bertemu dengan Mufti Husseini – yang merupakan mufti agung Yerusalem 1921-1948, dan Presiden Dewan Muslim 1922-1937 – di Berlin sekitar akhir 1941.
“Hitler tidak ingin memusnahkan orang-orang Yahudi pada saat itu [dari pertemuan antara mufti dan pemimpin Nazi]. Dia ingin mengusir orang-orang Yahudi,” kata Netanyahu dalam pidatonya.
“Dan Amin al-Husaini pergi ke Hitler dan berkata, ‘Jika Anda mengusir mereka, mereka semua akan datang ke sini [ke Palestina]’,” lanjut Netanyahu.
“Jadi apa yang harus saya lakukan dengan mereka? “Dia [Hitler] bertanya,” menurut Netanyahu.
“Dia [Husseini] mengatakan, ‘bakar mereka’.”
Tapi dalam posting Facebook yang panjang pada Jum’at (29/10), Netanyahu mengatakan bahwa ia ingin “memperjelas komentar tentang hubungan antara Mufti Haji Amin al–Husseini dan Nazi. Netanyahu mengatakan bahwa dia “tidak bermaksud untuk mengklaim bahwa dalam pembicaraannya dengan Hitler pada November 1941 mufti meyakinkan Hiltler untuk mengadopsi Solusi Akhir. Nazi memutuskan hal itu sendiri.
Netanyahu menulis, “keputusan untuk berpindah dari kebijakan mendeportasi orang Yahudi ke Final Solution (menghabisi Yahudi) dibuat oleh Nazi dan tidak tergantung pada pengaruh luar. Nazi memadang mufti sebagai seorang kolaborator, tetapi Nazi tidak membutuhkannya dalam memutuskan untuk membasmi secara sistematis Yahudi Eropa, yang dimulai pada bulan Juni 1941.“
Pernyataan Netanyahu sontak menuai kritik, sebab tak ada rekaman video, audio, bahkan transkrip sejarah yang bisa secara definitif membuktikan ucapan Netanyahu soal percakapan antara Hitler dan Husseini–yang hingga kini masih menjadi figur dihormati di Palestina. Dan akibatnya, Netanyahu pun menjadi bulan-bulanan di internet.
Sejak klaim kontroversialnya itu, Netanyahu menuai rentetan kecaman, dimana para kritikus menuduh dia membebaskan Hitler dari tanggung jawab atas Holocaust. Pada saat itu, Netanyahu berusaha menolak tuduhan ini dan mengatakan bahwa ia tidak berniat untuk membebaskan Hitler dari tanggung jawab atas “kejahatannya” terhadap Yahudi Eropa.
Pada Jum’at (30/10), Netanyahu kembali menepis tuduhan bahwa ia telah berusaha untuk membebaskan Nazi atas pembunuhan enam juta orang Yahudi Eropa.
“Interpretasi dari komentar saya seolah-olah saya membebaskan tanggung jawab Nazi atas Holocaust tidak masuk akal,” tulisnya dalam posting Facebook-nya.
(ameera/arrahmah.com)