TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tiba-tiba mengatakan pertempuran sengit antara tentara Zionis melawan kelompok perlawanan Palestina Hamas di Jalur Gaza akan segera berakhir. Hal ini ditegaskannya Ahad (23/6/2024) malam waktu setempat dalam sebuah pernyataan dengan media lokal Israel Channel 14.
Sayangnya ia tak menginsyaratkan perang berhenti. Menurutnya serangan akan terus terjadi sampai Hamas tak lagi menguasai Gaza.
Meski begitu, ia mengisyaratkan pecahnya perang baru di Arab. Dikatakannya pemindahan lebih banyak pasukan akan dilakukan sepanjang perbatasan dengan Lebanon.
Saat ini, menurutnya ancaman perang baru bisa terjadi dengan kelompok Syiah Hizbullah. Mengingat semakin meningkatnya serangan di wilayah itu.
“Setelah fase intens selesai, kami akan memiliki kemungkinan untuk memindahkan sebagian pasukan ke utara,” ujarnya dikutip Reuters (24/6).
“Dan kami akan melakukan ini. Pertama dan terutama untuk tujuan pertahanan. Dan kedua, untuk mengevakuasi warga kami,” tambahnya.
“Kalau bisa kita lakukan secara diplomatis. Kalau tidak, kita lakukan dengan cara lain. Tapi (warga) akan kita evakuasi,” ujarnya lagi.
Perlu diketahui kekhawatiran memang muncul terkait perang baru di Arab, khususnya antara Israel dan Lebanon. Jenderal perang Amerika Serikat (AS), Kepala Staff Gabungan C.Q Brown, memperingatkan serangan Israel ke Lebanon berpotensi meningkatkan risiko konflik yang lebih luas dan melibatkan Iran.
“Terutama jika keberadaan Hizbullah terancam,” ujar jenderal penting angkatan udara AS itu dimuat laman yang sama.
“Hizbullah lebih mampu dibandingkan Hamas dalam hal kemampuan keseluruhan, jumlah roket dan sejenisnya. Dan saya hanya ingin mengatakan bahwa saya akan melihat Iran lebih cenderung memberikan dukungan yang lebih besar kepada Hizbullah,” kata tambah Brown.
“Sekali lagi, semua ini dapat membantu memperluas konflik di wilayah tersebut dan benar-benar membuat Israel tidak hanya harus khawatir terhadap apa yang terjadi di bagian selatan negara mereka, namun juga apa yang terjadi di utara,” tegasnya.
Hizbullah sendiri mulai menyerang Israel tak lama setelah perang Gaza meletus Oktober 2023. Hizbullah mengatakan mereka akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.
Di Juni ini, Hizbullah menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan serangan roket dan drone terbesar sejauh ini, setelah rudal Israel menewaskan komandan paling senior kelompok itu. Pernyataan Brown muncul ketika Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuju ke Washington Minggu untuk membahas tahap selanjutnya dari perang Gaza dan meningkatnya permusuhan di perbatasan dengan Lebanon.
“Amerika Serikat mungkin lebih terbatas dalam kemampuannya membela Israel dari serangan Hizbullah dibandingkan membantu mencegat serangan rudal dan drone Iran pada bulan April terhadap Israel, yang sebagian besar berhasil digagalkan,” ujarnya lagi.
“Dari sudut pandang kami, berdasarkan lokasi pasukan kami, jarak antara Lebanon dan Israel yang dekat, lebih sulit bagi kami untuk dapat mendukung mereka dengan cara yang sama seperti yang kami lakukan pada bulan April,” tambahnya.
Di sisi lain, Israel makin gila di Rafah. Meski resolusi dibuat PBB untuk menghentikan serangan ke Rafah bulan lalu, tentara Israel dilpaorkan masih agresif di area pertahanan terakhir penduduk Gaza itu.
Mengutip Reuters, tank-tank Israel dilaporkan kini telah maju ke tepi kamp pengungsi Mawasi di barat laut kota Rafah, Minggu waktu setempat. Dilaporkan pula pertempuran sengit antara Hamas dengan Israel tengah terjadi.
Dua tank bahkan ditempatkan di puncak bukit yang menghadap ke wilayah pantai itu. Namun sayang belum ada konfirmasi dan verifikasi lanjutan soal ini.
“Pertempuran melawan kelompok perlawanan sangat intens. Pasukan pendudukan (Israel) sekarang sudah berada di wilayah Mawasi, sehingga memaksa banyak keluarga di sana untuk menuju Khan Younis,” kata seorang warga, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, melalui aplikasi obrolan, dikutip Senin.
Gaza sendiri telah dilanda peperang selama delapan bulan. Setidaknya saat ini ada dua wilayah yang masih belum bisa dikuasai Israel, yakni Rafah di ujung selatan Gaza dan wilayah Deir al-Balah di area tengah Gaza.
Warga mengatakan tank-tank Israel telah masuk ke Rafah Barat dan utara beberapa hari terakhir. Mereka menyebut tentara meledakkan puluhan rumah di sana.
“Operasi yang berbasis intelijen dan tertarget di wilayah Rafah dan telah menemukan gudang senjata dan terowongan, serta membunuh orang-orang bersenjata Palestina,” klaim Israel akan operasi militernya seraya menyebut akan terus melanjutkan perang.
Sayap bersenjata Hamas dan gerakan Jihad Islam sendiri mengatakan pejuang mereka telah menyerang pasukan Israel di Rafah dengan roket anti-tank dan bom mortir. Beberapa alat peledak juga sudah dipasang sebelumnya untuk menekan pasukan Zionis.
Di tempat lain, serangan udara Israel menewaskan delapan warga Palestina di Sabra, pinggiran Kota Gaza di utara. Bukan hanya itu, serangan lainnya lagi juga menewaskan dua orang di Nuseirat di Gaza tengah.
Militer Israel mengatakan mereka telah menyerang puluhan sasaran di Jalur Gaza.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 40 warga sipil Palestina tewas dalam serangan di beberapa distrik Gaza utara, di mana tentara Israel mengklaim mereka telah menyerang infrastruktur militer Hamas.
Sejak akhir tahun lalu, serangan Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza, menewaskan lebih dari 37.400 orang. Ini menyebabkan hampir seluruh penduduknya kehilangan tempat tinggal dan kemiskinan. (hanoum/arrahmah.id)