TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu sekali lagi menggunakan Taurat untuk membenarkan dan menjelaskan agresi yang dilancarkan ‘Israel’ terhadap Palestina, Lebanon, dan Yaman, yang mengancam akan mengubah persamaan di kawasan tersebut.
Netanyahu mengatakan dalam konferensi pers bersama menteri baru di kabinet ‘Israel’, Gideon Sa’ar, “Sebagaimana tertulis dalam Taurat, saya akan mengejar musuh-musuh saya dan saya akan melenyapkan mereka.”
Ia menambahkan, “Kami bekerja secara sistematis untuk membunuh para pemimpin Hizbullah dan mengubah realitas strategis di seluruh Timur Tengah.”
Ia menekankan bahwa mengubah keseimbangan kekuatan membawa serta kemungkinan aliansi baru di kawasan tersebut karena dengan begitu ‘Israel’ akan menang.
Ia melanjutkan, “Kami sedang menjalani perang di 7 front, dan kami telah menghancurkan Hamas di Gaza, dan kami telah menyerang Hizbullah, dan satu jam yang lalu kami menyerang Houtsi di Yaman.”
Mengomentari serangan yang dilancarkan ‘Israel’ pada Ahad (29/9/2024) di kota Hodeidah di Yaman, Netanyahu berkata, “Kami menyerang Houtsi di Yaman, dan kami semua melihat tujuan dan harga yang harus dibayar oleh semua penyerang kami.”
Ia menekankan perlunya persatuan internal, dengan mengatakan bahwa “persatuan barisan adalah syarat yang diperlukan bagi kita untuk dapat melawan musuh-musuh kita dan melenyapkan Hamas.”
Netanyahu dan “Nubuat Yesaya”
Netanyahu dan para pemimpin ‘Israel’ lainnya sering kali menggunakan teks-teks dari Taurat untuk membenarkan kelanjutan agresi di Jalur Gaza dan wilayah-wilayah lainnya; dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Rabu, 25 Oktober, Netanyahu menggunakan “Nubuat Yesaya” sebagai bagian dari upayanya untuk melanjutkan perang pemusnahan di Jalur Gaza, dan berkata, “Kami adalah anak-anak terang sementara mereka adalah anak-anak kegelapan, dan terang akan menang atas kegelapan.”
Netanyahu menambahkan, “Kami akan memenuhi nubuat Yesaya, kalian tidak akan lagi mendengar tentang kehancuran di negeri kalian, kami akan menjadi alasan untuk menghormati rakyat kalian, kami akan berjuang bersama dan kami akan meraih kemenangan.”
Ia juga mengutip teks keagamaan lainnya, dengan mengatakan, “Kalian harus mengingat apa yang dilakukan orang Amalek kepada kalian, sebagaimana yang diceritakan dalam kitab suci kami. Dan kami mengingatnya, dan kami berjuang dengan prajurit dan tim pemberani kami yang sekarang bertempur di dalam dan di sekitar Gaza dan di seluruh wilayah ‘Israel’ lainnya.”
Kata Amalek merujuk pada suku Badui nomaden yang mendiami Semenanjung Sinai dan Palestina selatan, dan dalam budaya Yahudi kata ini berarti “puncak kejahatan fisik dan spiritual.” (zarahamala/arrahmah.id)