TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengatakan pada Ahad (21/4/2024) bahwa dia akan menentang sanksi apa pun yang dikenakan pada unit militer ‘Israel’ mana pun, setelah media melaporkan bahwa Washington bermaksud mengambil tindakan terhadap unit tersebut karena pelanggaran hak asasi manusia di Tepi Barat yang diduduki.
Situs berita Axios melaporkan pada Sabtu (20/4) bahwa Washington bermaksud untuk menjatuhkan sanksi pada batalion Netzah Yehuda yang melakukan operasi di Tepi Barat yang diduduki.
Pada Jumat (19/4), AS mengumumkan penerapan serangkaian sanksi baru terhadap pemukim ‘Israel’ di Tepi Barat, yang merupakan indikasi terbaru meningkatnya rasa frustrasi Amerika terhadap kebijakan Netanyahu, yang pemerintahan koalisinya bergantung pada partai-partai pemukim.
“Jika ada yang berpikir mereka bisa menjatuhkan sanksi pada unit IDF mana pun, saya akan melawannya dengan sekuat tenaga,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Departemen Luar Negeri AS menolak memberikan komentar lebih lanjut selain yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Jumat (19/4).
Blinken mengumumkan bahwa dia telah membuat “keputusan” terkait tuduhan bahwa ‘Israel’ melanggar serangkaian undang-undang AS yang melarang pemberian bantuan militer kepada individu atau unit pasukan keamanan yang melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Pekan lalu, organisasi berita investigasi Pro Publica melaporkan bahwa panel khusus Departemen Luar Negeri yang dikenal sebagai ‘Israel’ Leahy Vetting Forum telah membuat rekomendasi kepada Blinken beberapa bulan lalu agar beberapa unit militer dan polisi ‘Israel’ didiskualifikasi dari meneriman bantuan AS karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa insiden terkait tuduhan tersebut terjadi di Tepi Barat dan sebagian besar terjadi sebelum dimulainya kampanye pengeboman ‘Israel’ di Gaza pada Oktober tahun lalu.
Sebelum perang Gaza, kekerasan sudah meningkat di Tepi Barat, namun intensitasnya meningkat sejak awal perang, dengan ‘Israel’ sesekali melancarkan serangan dan pemukim menyerang desa-desa dan properti Palestina.
Komandan unit Netzah Yehuda pernah ditegur pada 2022, dan dua petugas diberhentikan karena kematian seorang lansia Amerika asal Palestina yang ditangkap oleh tentara unit tersebut di Tepi Barat, sebuah insiden yang menimbulkan kekhawatiran di Washington. (zarahamala/arrahmah.id)