AL-QUDS (Arrahmah.com) – Perdana Menteri “Israel” Benyamin Netanyahu mengatakan pada Ahad (16/11/2014) bahwa perdamaian dengan Palestina menjadi lebih sukar untuk dicapai daripada sebelumnya karena “otoritas Palestina terus melakukan hasutan” dan menolak untuk mengakui “Israel” sebagai negara Yahudi, sebagamana dilansir oleh The Palestinian Information Center.
Selama konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, Netanyahu menuding bahwa seruan Eropa dan upaya untuk secara sepihak mengakui negara Palestina hanya membuat perdamaian semakin susah untuk dicapai.
“Menurut saya bahwa seruan yang telah datang dari negara-negara Eropa, dari parlemen Eropa, yang secara sepihak mengakui negara Palestina menyebabkan perdamaian ini mundur,” klaim Netanyahu.
Dalam sebuah wawancara yang direkam dengan Chanel 2 “Israel”, Netanyahu mengatakan bahwa Palestina tidak siap untuk menandatangani perjanjian damai yang akan menghalangi hak mereka dan itu akan memaksa mereka untuk mengakui negara Yahudi, sebagaimana dilansir oleh MEMO,
Netanyahu menekankan bahwa ia tidak akan menyerah pada setiap tekanan, dan tidak akan mengganggu keamanan warga “Israel” dalam perjanjian masa depan.
Dia menekankan bahwa ia menolak gagasan negara binational karena itu akan mengancam masa depan “Israel” sebagai bangsa Yahudi.
Ia juga menambahkan bahwa dia tidak ingin menyerahkan Tepi Barat kepada Iran.
(ameera/arrahmah.com)