WASHINGTON (Arrahmah.id) – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu kesal dengan pernyataan di depan kamera yang dibuat oleh Wakil Presiden AS Kamala Harris setelah pertemuan mereka pada Kamis (25/7/2024), situs web berita Amerika Axios melaporkan, mengutip seorang pejabat ‘Israel’.
Menurut Axios, Netanyahu berpikir bahwa pernyataan tersebut mungkin berdampak negatif terhadap negosiasi mengenai kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Pertemuan Harris dengan Netanyahu terjadi pada saat yang penting dalam negosiasi untuk kemungkinan kesepakatan dan ini adalah pertemuan pertama Harris dengan pemimpin asing sejak memulai kampanye kepresidenannya.
Axios melaporkan bahwa Netanyahu bertemu “dengan Harris setelah menghabiskan hampir tiga jam dengan Presiden Biden untuk membahas” kemungkinan kesepakatan pertukaran tahanan.
Today, I had a frank and constructive meeting with Prime Minister Netanyahu about a wide range of issues, including my commitment to Israel’s security, the importance of addressing the humanitarian crisis in Gaza, and the urgent need to get the ceasefire and hostage deal done. pic.twitter.com/tgiSTPQJdL
— Vice President Kamala Harris (@VP) July 26, 2024
Harris dan Netanyahu dilaporkan berdiskusi selama 40 menit. Setelah pertemuan tersebut, wakil presiden AS tersebut membuat pernyataan di depan kamera, mendesak perdana menteri ‘Israel’ untuk menuntaskan kesepakatan dan mengakhiri perang.
“Sudah saatnya perang ini berakhir dengan cara yang membuat ‘Israel’ aman, semua sandera dibebaskan, penderitaan warga Palestina di Gaza berakhir, dan rakyat Palestina dapat menjalankan hak mereka untuk kebebasan, martabat, dan penentuan nasib sendiri,” kata Harris.
“Dan seperti yang baru saja saya sampaikan kepada Perdana Menteri Netanyahu, sekarang saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini. Mari kita selesaikan kesepakatan ini sehingga kita bisa mendapatkan gencatan senjata untuk mengakhiri perang. Mari kita bawa pulang para sandera. Dan mari kita berikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Palestina,” tambahnya.
Dua pejabat ‘Israel’ dilaporkan mengatakan kepada Axios bahwa Netanyahu dan timnya terkejut dan tercengang oleh pernyataan Harris, yang mereka anggap lebih kritis daripada pernyataan Biden.
“Pernyataan Harris setelah pertemuan itu jauh lebih kritis daripada apa yang dia katakan kepada Netanyahu dalam pertemuan itu,” kata seorang pejabat ‘Israel’.
“Pejabat ‘Israel’ mengatakan Netanyahu kesal dengan fakta bahwa Harris berbicara tentang kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata sebagai akhir perang, sementara ‘Israel’ tetap pada pendiriannya bahwa mereka akan dapat melanjutkan pertempuran setelah kesepakatan tersebut dilaksanakan,” menurut Axios.
Netanyahu juga tidak senang dengan kritik publik Harris terhadap ‘Israel’ terkait krisis kemanusiaan di Gaza dan korban sipil.
Seorang ajudan wakil presiden mengatakan kepada Axios bahwa dia tidak memahami kekhawatiran pejabat ‘Israe’l dan menekankan bahwa pertemuan pribadi antara Harris dan Netanyahu adalah “serius dan kolegial.” (zarahamala/arrahmah.id)