TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu membuat permintaan yang tak bisa dinegosiasi sebelum terjadinya gencatan senjata dengan Hamas dilakukan.
Netanyahu meminta kesepakatan gencatan senjata tidak boleh menghalangi pasukan “Israel” untuk melanjutkan pertempuran melawan Hamas hingga tujuan-tujuan perangnya tercapai.
Tujuan perang yang dimaksud yakni penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta pemulangan para sandera.
“Rencana yang telah disetujui ‘Israel’ dan disambut baik oleh Presiden Biden akan memungkinkan ‘Israel’ memulangkan para sandera tanpa melanggar tujuan perang lainnya,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya pada Ahad (7/7/2024) waktu setempat.
Lebih lanjut, Netanyahu juga menegaskan bahwa kesepakatan harus melarang penyelundupan senjata ke Hamas melalui perbatasan Jalur Gaza-Mesir dan tidak mengizinkan ribuan militan bersenjata untuk kembali ke Jalur Gaza bagian utara.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, pada Senin (8/7), pernyataan terbaru Netanyahu itu disampaikan saat pembicaraan terkait gencatan senjata, yang bertujuan mengakhiri perang yang berkecamuk selama sembilan bulan terakhir di Jalur Gaza, akan dimulai kembali.
Dikutip dari The Times of “Israel”, permintaan Netanyahu itu pun memantik kemarahan. Baik dari dalam “Israel” dan juga para mediator.
Beberapa pihak menuduhnya berusaha menyabotase kemajuan yang telah dicapai dengan susah payah.
Sebelumnya pada Sabtu (6/7), Hamas menyatakan bahwa pihaknya siap membahas mengenai kesepakatan pembebasan sandera.
Hamas akan mengizinkan dilakukannya perundingan lanjutan untuk mencapai tujuan itu selama enam pekan fase pertama, merujuk pada gencatan senjata fase pertama yang diatur dalam proposal Washington tersebut. (Rafa/arrahmah.id)