GAZA ( Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyatakan bahwa klaim “kemenangan mutlak” yang dikejar oleh Perdana Menteri “Israel”, Benjamin Netanyahu, selama 471 hari telah hancur di Gaza. Hal ini disampaikan setelah Brigade Al-Qassam berhasil melakukan pertukaran tawanan dengan “Israel”, membebaskan sejumlah tahanan Palestina dari penjara penjajah.
Dalam pernyataan resminya yang diterima dari Gerakan Perlawanan Islam Hamas, kelompok tersebut menegaskan bahwa perlawanan terus berlanjut hingga rakyat Palestina mencapai kebebasan penuh dan hak menentukan nasib sendiri.
Hari Esok Milik Palestina
Menurut Hamas, keberhasilan pertukaran ini menunjukkan bahwa perjuangan Palestina tetap berada di atas, meskipun “Israel” berusaha menekan rakyat dan perlawanan dengan serangan militer yang terus berlanjut.
![](https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2025/02/IMG_20250208_183154_280.jpg?resize=1076%2C809&ssl=1)
“Kami adalah Thufan… kami adalah hari esok,” tulis Hamas dalam pernyataannya (8/2), menegaskan bahwa masa depan Palestina tidak akan ditentukan oleh penjajah. Hamas juga menyoroti dukungan besar rakyat Palestina terhadap perlawanan dan penolakan mereka terhadap proyek pengusiran dan pendudukan.
Komitmen terhadap Hukum Internasional
Hamas menegaskan bahwa perlawanan Palestina tetap berpegang pada nilai-nilai kemanusiaan dan hukum humaniter internasional, termasuk dalam menangani tawanan. Mereka mengklaim telah menjaga keselamatan tawanan, meskipun “Israel” terus melancarkan serangan udara brutal yang bertujuan untuk menargetkan dan melenyapkan mereka.
Hamas menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Netanyahu hanya mengejar ilusi, dan tidak akan ada kemenangan mutlak bagi penjajah di tanah Palestina.
(Samirmusa/arrahmah.id)