TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu sedang diselidiki atas dugaan diam-diam membuat perubahan pada notulensi rapat yang membahas “persiapan untuk proses hukum terhadap ‘Israel’ di Den Haag,” Yedioth Ahronoth melaporkan pada Jumat (8/11/2024).
Awal pekan lalu, media ‘Israel’ melaporkan kembali polisi sedang menyelidiki perdana menteri atas “insiden kriminal” di mana ia mengedit transkrip rapat kabinetnya selama hari-hari awal perang di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober tahun lalu.
Laporan muncul di media ‘Israel’ awal tahun ini bahwa Netanyahu menghadapi tuduhan mencoba membuat “percakapannya mengenai pengelolaan perang di Gaza tidak dapat dilacak.”
Negara ‘Israel’ menghadapi dakwaan atas niat melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), sementara Netanyahu dan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant menghadapi dakwaan atas kejahatan perang, termasuk kejahatan pemusnahan, di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Kedua pengadilan tersebut berlokasi di Den Haag, Belanda.
Pada 20 Mei, jaksa ICC Karim Khan menyatakan bahwa kantornya mengajukan permohonan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant, serta para pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Ismail Haniyeh dan Mohammed Deif.
Namun, lima bulan kemudian, para hakim ICC belum memutuskan apakah mereka akan mengeluarkan surat perintah atau tidak, yang memicu kritik luas terhadap pengadilan tersebut.
Kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap ‘Israel’ di ICJ karena melanggar konvensi genosida selama perang di Gaza juga sedang berlangsung.
‘Israel’ gagal mematuhi putusan awal ICJ pada akhir Januari, yang mengharuskan ‘Israel’ mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah tindakan yang termasuk dalam lingkup Pasal II Konvensi Genosida.
Yedioth Ahronoth menulis bahwa selain mengubah diskusi kabinet mengenai Den Haag, Netanyahu diduga mengubah laporan keamanan yang mencatat tanggapan Netanyahu terhadap laporan bahwa Hamas menyerang permukiman ‘Israel selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada dini hari 7 Oktober, demikian yang ditunjukkan surat kabar tersebut.
Tokoh-tokoh senior di lembaga keamanan diduga khawatir bahwa ada upaya untuk mengedit notulensi rapat masa perang yang diadakan dengan Netanyahu setelah menemukan perbedaan antara notulensi pertemuan dan apa yang didengar langsung oleh pejabat yang hadir. (zarahamala/arrahmah.id)