TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mendapat kemarahan dari keluarga sandera Hamas, baik yang telah dibebaskan ataupun yang masih ditawan. Beberapa orang bahkan memaki-maki dan menuntut Netanyahu mundur dari jabatannya.
Diberitakan the Guardian pada Selasa (5/12/2023), Netanyahu bertemu dengan keluarga sandera yang telah dibebaskan Hamas saat gencatan senjata beberapa waktu lalu.
Beberapa kerabat para sandera yang menghadiri pertemuan itu sangat kritis terhadap pemerintah “Israel”. Salah satunya Dani Miran, yang putranya Omri disandera Hamas sejak 7 Oktober lalu bersama 240 warga “Israel” dan warga asing lainnya.
Miran mengatakan dirinya merasa kecerdasannya dihina oleh pertemuan tersebut dan memilih keluar di tengah-tengah pertemuan.
“Saya tidak akan menjelaskan secara rinci soal apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, namun keseluruhan kinerjanya buruk, menghina, berantakan,” tuturnya kepada televisi lokal “Israel”, Channel 13.
Miran juga menyebut pemerintah “Israel” terkesan menjadikan isu penyanderaan ini sebagai ‘lelucon’. Dia mengaku bahwa Yahya Sinwar, pimpinan Hamas di Gaza lah yang berjasa memulangkan para sandera.
“Mereka mengatakan ‘kami telah melakukan ini, kami telah melakukan itu’. Sinwar menjadi orang yang memulangkan orang-orang kita, bukan mereka (pemerintah “Israel”-red). Saya marah karena mereka mengatakan bahwa mereka memerintahkan hal-hal. Mereka tidak memerintahkan satu langkah pun,” tegasnya.
Seorang warga “Israel” bernama Jennifer Master, yang rekannya masih ditahan oleh Hamas, mengatakan pertemuan tersebut diwarnai kekacauan dan teriakan.
“Itu merupakan pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak,” ucap Master.
“Israel” mengatakan sejumlah perempuan dan anak-anak masih disandera oleh Hamas, sementara keluarga-keluarga yang memiliki kerabat laki-laki dewasa yang masih ditahan di Jalur Gaza menyerukan agar mereka tidak dilupakan.
“Kami semua berusaha memastikan orang-orang yang kami cintai bisa pulang. Ada yang menginginkan perempuan yang masih tertinggal atau anak-anak yang masih tertinggal, dan ada pula yang mengatakan kami menginginkan para laki-laki dibebaskan,” ujar Master saat berbicara kepada televisi lokal Channel 13. (Rafa/arrahmah.id)