TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu pada Ahad (27/8/2023) mengancam para pemimpin Hamas untuk membayar “harga penuh” di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki, Anadolu melaporkan.
“Hamas dan proksi Iran lainnya memahami betul bahwa kami akan berjuang dengan segala cara melawan upaya mereka untuk mempromosikan terorisme terhadap kami – di Tepi Barat, di Gaza, dan di mana pun,” kata Netanyahu dalam rapat kabinet sebagaimana dikutip The Jerusalem Post.
“Siapa pun yang mencoba menyakiti kami, siapa pun yang mendanai, siapa pun yang mengorganisir, siapa pun yang mengirimkan teror terhadap “Israel” – akan menanggung akibatnya,” katanya.
Ancamannya muncul satu hari setelah wakil ketua Hamas Saleh al-Arouri mengatakan pemerintah “Israel” akan menderita “kekalahan besar, yang akan menyebabkan penarikan mereka dari seluruh Tepi Barat.”
“Para pemimpin pemerintah pendudukan, dengan kebijakan ekstremis mereka, akan menyebabkan perang habis-habisan di wilayah tersebut,” kata pemimpin Hamas tersebut kepada saluran TV Libanon Al-Mayadeen.
Berbicara tentang al-Arouri, Netanyahu mengatakan bahwa: “Dia tahu betul mengapa dia dan teman-temannya bersembunyi.”
“Israel” menyebut serangan Palestina sebagai terorisme dan menyalahkan al-Arouri atas serangan di Tepi Barat.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan pada Sabtu (26/8) bahwa al-Arouri mungkin berada di urutan teratas daftar pembunuhan “Israel”.
Pada 22 Agustus, kabinet keamanan “Israel” memberi Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant kekuasaan mutlak untuk mengambil keputusan apa pun terkait dengan penargetan orang-orang bersenjata Palestina.
Pada Sabtu (26/8), kelompok Palestina Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan penembakan yang menewaskan dua pemukim “Israel” di dekat Nablus pekan lalu.
Ketegangan meningkat tinggi di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan berulang-ulang “Israel” ke kota-kota Palestina bersamaan dengan serangan dan penyerangan yang dilakukan oleh pemukim “Israel” yang biasanya dijaga oleh tentara “Israel”.
Lebih dari 200 warga Palestina telah tewas akibat tembakan “Israel” sejak awal tahun ini, menurut Kementerian Kesehatan. Setidaknya 34 warga “Israel” – tentara dan pemukim – juga tewas dalam serangan Palestina pada periode yang sama, menandai angka kematian “Israel” tertinggi sejak 2005. (zarahamala/arrahmah.id)