KOTA LANGSA (Arrahmah.com) – Kondisi Indonesia hari ini, secara gamblang menampakkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini dengan kekayaan yang melimpah telah masuk dalam ‘kubangan’ neoliberalisme dan neoimperialisme. Marakya kasus narkoba, korupsi yang menggurita di lingkungan pemerintahan dan moral generasi yang semakin rusak. Belum lagi kita melihat dunia pendidikan dan ekonomi yang membuat kita meneteskan air mata. Demikian papar Dadan Akbar, S.Sos.I dalam sambutannya pada pembukaan Halqah Islam dan Peradaban (HIP) yang dilaksanakan DPD II HTI Kota Langsa di Aula Setda Kota Langsa, Ahad 19 April 2015, seperti dilaporkan Musri.
“Neoliberalisme adalah paham yang menghendaki pengurangan peran negara dalam ekonomi. Dalam pandangan neoliberalisme, negara dianggap sebagai penghambat utama penguasaan ekonomi oleh korporat” ungkap Dadan.
Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan peserta dari Kota Langsa dan Aceh Tamiang tersebut mengangkat dengan tema “Indonesia Kita Terancam Neo-Liberalisme dan Neo-Imperialisme”, hadir juga Drs. H. Ibrahim Latif Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa sebagai Keynote Speaker.
Selanjutnya, pemateri pertama Dharmawansyah, ST, MT dalam materinya juga menjelaskan sejumlah permasalahan yang terjadi di Indonesia khususnya tentang realita kemiskinan di negeri yang kaya sumber daya alam. Dalam materinya beliau memaparkan kemiskinan yang terjadi di Indonesia hari ini disebabkan oleh kesalahan sistem yang digunakan negara dalam mengatur urusan rakyat dimana doktrin kapitalisme Neo-liberal mengharuskan pengelolaan migas dan kekayan alam diserahkan kepada swasta sehingga pemerintah kehilangan sumber pemasukan dan hanya menjadi regulator semata.
Selain itu, Novendri, S.Pd selaku pemateri selanjutnya juga ikut menjelaskan dinamika dunia pendidikan yang semakin dikapitalisasikan. Fakta menunjukkan bahwa sistem pendidikan kita saat ini turut andil dalam menghasilkan para koruptor serta ‘perusak’ negara dan masyarakat. Ini semua adalah skenario global neo-liberal dalam upayanya memporak-porandakan umat Islam.
“Sekulerisme menjadi alat bagi penjajah dengan memisahkan agama dengan kehidupan sehingga kita melihat hari ini ada sekolah umum, jurusan dan khusus agama. Belum lagi kita melihat biaya pendidikan yang mahal dan tidak mampu menjamin akan melahirkan generasi-generasi yang intelektual selain hanya menjadi bibit-bibit koruptor” jelas Novendri.
Oleh karena itu, sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi umat Islam di berbagai lini dan membebaskan diri kubangan Neo-Liberalisme dan Neo-Imperialisme, Ketua DPD II HTI Kota Langsa Iqbal, SHI menjelaskan pmerintahan Jokowi – JK selama periode pemerintahannya memiliki ambisi yang besar untuk memberi peluang seluas-luasnya kepada investor asing untuk membangun sarana infrastruktur di Indonesia. Besarnya pengaruh asing di Indonesia juga tampak dalam berbagai undang-undang pengelolaan sumber daya alam yang justru menyengsarakan rakyat dan menguntungkan para pemodal asing.
Demikian halnya juga BPJS yang sesungguhnya merupakan bagian dari Konsesus Washington dalam bentuk Program SAP (Structural Adjustment Program) yang diimplemetasikan dalam bentuk LoI antara IMF dan Pemerintahan Indonesia untuk mengatasi krisis. Namanya terdengar bagus, Jaminan Sosial Nasional, tetapi isinya ternyata hanya mengatur tentang asuransi sosial yang akan dikelola oleh BPJS. Artinya, itu adalah upaya privatisasi pelayanan sosial khususnya di bidang kesehatan.
Sebagai jalan keluarnya atau solusi yang paripurna adalah dengan kembali kepada Islam, wajib bersatu umat di seluruh dunia dan menerapkan syari’ah dalam seluruh aspek kehidupan, baik hukum, ekonomi, pergaulan.
” neoimperialisme adalah penjajahan cara baru yang ditempuh oleh negara kapitalis untuk tetap menguasai dan menghisap negara lain. Tentu ancaman neoliberalisme dan neoimperialisme berdampak buruk untuk kita semua. Tingginya angka kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, kerusakan moral, korupsi, kriminalisasi yang semakin merajalela.
Oleh karena itu, jelas sekali bahwa negeri ini harus segera diselamatkan. Komunisme dan Kapitalisme telah terbukti gagal. Kini harapan itu tidak lain kecuali dengan Islam, yakni dengan syariah dan khilafah. Jadi, saatnya Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah. (azm/arrahmah.com)