DARAA (Arrahmah.com) – Pasukan Bashar Asad menembaki kota Daraa dengan artileri, roket dan tank sepanjang malam, Sabtu (4/9/2021), setelah negoisasi antara pihak Suriah dan kelompok perlawanan menemui titik buntu.
Dilansir Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) (4/9), serangan terjadi setelah masih ada kelompok perlawanan Suriah di Daraa yang tidak mau direlokasi ke Idlib seperti yang lainnya.
Pekan lalu, rezim Suriah memerintahkan sekitar 100 pria bersenjata untuk meninggalkan Daraa al Balad. Beberapa pergi ke daerah yang dikuasai oposisi di Idlib, tetapi lusinan menentang perintah dan tetap tinggal hingga titik darah penghabisan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pasukan rezim seharusnya memasuki Daraa al Balad pasca relokasi dan menyerahkan senjata mereka dengan imbalan amnesti.
Provinsi Daraa dikenal sebagai tempat lahirnya pemberontakan melawan Bashar Asad yang meletus pada tahun 2011.
Daraa sempat direbut kembali oleh pasukan rezim Suriah pada 2018. Namun berdasarkan kesepakatn yang dimediasi Rusia kala itu, dimungkinkan beberapa kelompok perlawanan Suriah untuk tetap berada di sana sebagai pengendali keamanan.
Pasca itu, ketegangan secara teratur kerap terjadi antara pasukan rezim dengan kelompok perlawanan Suriah yang memang masih dibolehkan memegang senjata. (hanoum/arrahmah.com)