Pemerintah Syiah Iran hari Selasa (14/7) kemaren telah menghukum gantung 13 gerilyawan Sunni dari kelompok gerilyawan Sunni bayangan Jundullah. Mereka dituduh menjadi “musuh-musuh Tuhan” karena serangkaian serangan, kantor berita resmi IRNA melaporkan.
Gerilyawan-gerilyawan (baca: Mujahid) itu dieksekusi di sebuah penjara di kota Zahedan, di perbatasan tenggara Iran yang resah, pusat pemberontakan Muslim Sunni terhadap rezim Syiah di Teheran.
“Tigabelas anggota kelompok itu digantung pagi ini,” kata Kepala Pengadilan Provinsi Ebrahim Hamidi, seperti dikutip oleh kantor berita tersebut.
Para gerilyawan itu dituduh sebagai “mohareb” (musuh Tuhan) dan “menculik orang asing, membunuh orang tak bersalah, serta melakukan aksi teroris untuk kelompok Jundullah”, kata IRNA, yang mengutip pernyataan pengadilan setempat.
Satu media negara telah mengumumkan Senin (13/7), bahwa 14 anggota Jundullah (Tentara Tuhan) akan dieksekusi di depan umum Selasa.
“Setelah konsultasi-konsultasi pada menit terakhir, esksekusi dilakukan di sebuah penjara,” kata Hamidi.
Media itu Senin juga melaporkan bahwa Abdolhamid Rigi, saudara laki-laki pemimpin Jundullah Abdolmalik Rigi, termasuk salah satu gerilyawan yang akan dieksekusi. Hamidi mengatakan, Abdolhamid Rigi tidak termasuk di antara orang-orang yang digantung Selasa, tapi ia akan dieksekusi akhir pekan ini.
Zahedan adalah ibukota Provinsi Sistan-Baluchestan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan. Provinsi ini menampung penduduk etnik Baluch yang cukup besar.
Jundullah berkali-kali mengklaim melakukan serangan terhadap sasaran pemerintah Iran di provinsi yang terletak di rute perdagangan besar narkotika menuju Eropa dan Teluk itu.
Dalam serangan besar paling akhir, Jundullah mengaku bertanggungjawab atas pemboman bunuh diri di sebuah masjid Syiah di Zahedan, Mei, yang menewaskan 25 orang, dengan mengatakan pemboman itu merupakan serangan balas dendam atas penggantungan sejumlah anggota minoritas Baluch.
Kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional telah minta pemerintah Iran untuk menghentikan eksekusi itu, dengan mengadukan bahwa gerilyawan-gerilyawan tersebut tidak mendapat pengadilan yang adil.
Tahun lalu, pasukan polisi Iran diberitakan menewaskan 12 anggota kelompok bersenjata milisi Sunni, yang katanya berencana akan melakukan serangan di daerah barat daya Iran, kata televisi pemerintah.
Polisi dikabarkan menewaskan atau menahan 18 anggota milisi yang punya hubungan dengan kelompok Jundallah yang kontra revolusioner di selatan provinsi Sistan-Baluchistan, kata Jenderal Ghafari, panglima polisi provinsi itu kepada televisi tersebut.
Provinsi Sistan Baluchistan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan dikenal sebagai tempat lalu lintas bagi para pedagang narkoba dari Asia ke Eropa. Hanya saja, di provinsi itu juga tempat tinggal masyarakat Baluchistan yang setia pada Islam Sunni, bukannya pada Syiah yang merupakan penduduk mayoritas Iran.
Kelompok Jundallah di provinsi itu dipimpin oleh Abdolmalek Rigi. Iran menuduh musuh bebuyutannya AS mendukung kelompok itu.(poj/hidayatullah)