Kekurangan yang signifikan dalam pendanaan untuk dua badan bantuan PBB untuk Suriah telah berubah secara dramatis sejak The Independent pada Ahad kemarin mengungkapkan bahwa negara-negara tetangga Suriah telah gagal mewujudkan janji-janji yang mereka buat di Kuwait pada bulan Januari lalu.
Bulan lalu hanya sekitar 20 persen dari total dana yang dijanjikan sebesar 1,6 miliar USD yang telah diserahkan kepada dua badan bantuan PBB, satu untuk pengungsi di Suriah dan satu lagi untuk meningkatnya jumlah pengungsi di kamp-kamp pengungsian di negara tetangga.
Tekanan dari badan bantuan, PBB dan media nampaknya telah menghasilkan perubahan drastis. Menurut angka terbaru PBB, 65 persen dari target bantuan untuk pekerjaan bantuan di dalam Suriah telah dikumpulkan, dana pengungsi untuk bantuan di luar Suriah juga telah mencapai 73 persen dari target yang telah disepakati. Angka-angka gabungan masih menyisakan jumlah 474 juta USD.
Saat ini semakin banyak warga Suriah yang melarikan diri dan kamp yang baru beroperasi telah mencapai puncaknya. Bantuan sangat diperlukan karena situasi baik bagi mereka yang berada di dalam kamp atau mereka yang berusaha menjangkaunya, tampaknya akan memburuk. Ribuan pengungsi terdampat di dekat perbatasan Yordania yang ditutup, mereka kehabisan makanan dan banyak memerlukan perawatan medis, ujar relawan dan pengungsi beberapa hari lalu.
Yordania menutup perbatasan utaranya dua minggu lalu setelah menawarkan perlindungan kepada ratusan ribu warga Suriah yang melarikan diri dari kekerasan sejak pemberontakan terhadap rezim brutal Assad dimulai pada 2011. Warga Suriah yang mencoba masuk melalui perlintasan resmi, juga telah kembali pulang. Para pejabat Yordania tidak memberikan penjelasan untuk penutupan tersebut.
Yordania hanya membolehkan segelintir pengungsi untuk masuk. Bahkan warga sipil yang mencari perawatan medis, telah berbalik dan hanya orang-orang yang terluka parah yang bisa masuk, menurut pekerja bantuan.
Ratusan pengungsi dari daerah utara seperti Homs dan Damaskus masih tiba setiap hari di desa-desa perbatasan seperti Nasib dan Tal Shehab di selatan Suriah, beberapa kilometer dari jalur utama untuk masuk ke Yordania. Video yang diposting di YouTube telah menunjukkan pengungsi, termasuk ibu dan bayi, menunggu berjam-jam di terik panas namun kemudian ditolak masuk oleh petugas militer Yordania.
Sementara itu, menurut Medecins Sans Frontieres, situasi yang dihadapi 100.000 pengungsi Suriah yang terdampar di kamp Zaatari di Yordania, dekat perbatasan Suriah, tampaknya akan memburuk dengan tim medis MSF melihat adanya peningkatan infeksi pernapasan dan diare.
Antoine Foucher, manajer MSF di Yordania mengatakan : “Sejauh ini, pemerintah Yordania telah melakukan upaya yang signifikan untuk menjadi tuan rumah para pengungsi. Tapi tekanan yang disebabkan oleh arus besar telah mengakibatkan situasi semakin sulit.”
“Kamp telah melampaui kapasitas dan ketegangan telah semakin membuat sulit keadaan,” ujarnya.
“Tidak ada solusi lebih lanjut bagi tuan rumah, karena kurangnya dukungan keuangan jangka panjang,” lanjutnya.
Claudia Truppa, seorang dokter MSF di Zaatari mengatakan : “Staf kami menyaksikan semakin banyak kasus diare dan penyakit infeksi pernapasan yang mencerminkan kondisi kehidupan genting para pengungsi di kamp penuh sesak dan kami memperkirakan akan melihat peningkatan kasus dehidrasi selama musim panas.”
Foucher mengatakan : “Pemerintah Yordania dikhawatirkan beralih ke langkah-langkah drastis : secara permanen memblokir akses pengungsi ke negara atau membatasi akses perawatan ke fasilitas umum, merusak kondisi hidup yang sudah genting bagi ratusan ribu pengungsi Suriah. Yordania sangat membutuhkan dukungan internasional yang lebih besar untuk mempertahankan kebijakan pintu-terbuka yang nyata.” (haninmazaya/arrahmah.com)