RABAT (Arrahmah.id) – Jumlah korban tewas dalam gempa Maroko telah meningkat menjadi lebih dari 2.800 orang, dengan lebih dari 2.500 orang lainnya mengalami luka-luka.
Angka terbaru yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Maroko mengungkapkan bahwa provinsi Al-Haouz, selatan Marrakesh, yang menjadi pusat gempa, menanggung beban korban paling berat, dengan 1.604 orang tewas. Di Taroudant, daerah yang terkena dampak gempa yang lebih parah, guncangan gempa merenggut hampir 500 nyawa, lansir Arab News (11/9/2023).
Arab Saudi merupakan salah satu dari beberapa negara Arab yang menawarkan bantuan kepada Rabat.
Di bawah arahan yang dikeluarkan oleh Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, badan bantuan Saudi, KSrelief, dengan cepat mendirikan jembatan udara untuk memberikan bantuan ke Maroko.
Dan tim pencarian dan penyelamatan, bekerja sama dengan Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi, telah dikerahkan untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Bergabung dengan para pemimpin negara Arab lainnya dalam menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Maroko, Presiden UEA Mohamed bin Zayed Al-Nahyan juga memerintahkan pembentukan koridor udara kemanusiaan untuk memberikan bantuan materiil segera kepada para korban gempa.
Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, Aljazair, Mesir, dan Yordania juga turut membantu dengan Aljazair yang telah menawarkan untuk membuka wilayah udaranya untuk penerbangan kemanusiaan dan medis ke Maroko.
Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam Hissein Brahim Taha menjanjikan dukungan penuh dari OKI untuk negara Afrika Utara tersebut setelah bencana alam tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)