LONDON (Arrahmah.com) – Negara-negara Barat seperti Prancis, Jerman, Italia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) ramai-ramai mengutuk keras serangan roket di pangkalan udara AS di wilayah Kurdistan Irak yang menewaskan seorang kontraktor asing.
Seperti dilansir AFP (17/2/2021), sekitar selusin roket ditembakkan ke barat laut Erbil, ibu kota wilayah Kurdi di Irak pada Senin (15/2). Serangan itu melukai sedikitnya 14 orang, serta melukai seorang kontraktor yang bekerja untuk militer AS.
“Kami bersatu dalam pandangan kami bahwa serangan terhadap AS dan personel serta fasilitas koalisi tidak akan ditoleransi,” kata Menteri Luar Negeri dari lima negara sekutu Barat dalam sebuah pernyataan bersama.
“Bersama-sama, pemerintah kita akan mendukung penyelidikan pemerintah Irak atas serangan itu dengan maksud meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukannya,” imbuh pernyataan itu.
Rentetan roket berukuran 107 mm – kaliber yang sama yang digunakan dalam serangan baru-baru ini di Baghdad – ditembakkan dari sekitar delapan kilometer (lima mil) sebelah barat Erbil.
Serangan itu tampaknya ditujukan ke kompleks militer di dalam bandara Erbil yang menampung koalisi pimpinan AS, yang membantu Irak memerangi militan sejak tahun 2014.
Namun serangan itu mengenai seluruh barat laut kota itu, termasuk di distrik pemukiman di mana mereka melukai lima warga sipil, kata Direktorat Kesehatan Erbil kepada AFP.
Seorang tentara AS juga terluka di bandara Erbil, lokasi tiga roket jatuh.
Sebuah kelompok diduga Syiah yang menamakan dirinya Awliyaa al Dam mengklaim serangan itu dan dalam pernyataan lanjutannya berjanji akan tetap menargetkan pasukan AS di Irak.
Sejak Irak menyatakan kemenangan atas Islamic State (IS) pada akhir tahun 2017, kehadiran koalisi telah dikurangi menjadi kurang dari 3.500 tentara, dengan 2.500 tentara di antaranya berasal dari AS.
Itu adalah serangan pertama dalam hampir dua bulan yang menargetkan instalasi militer atau diplomatik Barat di Irak setelah serangkaian insiden serupa yang dilakukan oleh faksi Syiah pro-Iran.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa AS “marah” atas serangan itu dan berjanji akan menindak pihak yang bertanggung jawab. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa ketegangan di Irak dapat kian meningkat. (Hanoum/Arrahmah.com)