KABUL (Arrahmah.com) – Pejabat NATO menyangkal bahwa permintaan bantuan udara dari pasukannya, yang dalam minggu-minggu ini menjadi target serangan bertubi-tubi dari para mujahidin di provinsi utara Kunduz di Afghanistan, ditolak.
Belum lama ini, sebuah laporan yang dikeluarkan oleh McClatchy News Service menegaskan bahwa tentara NATO meminta pertolongan beberapa kali tetapi selalu ditolak oleh panglima AS, dengan dalih menghindari jatuhnya korban dari kalangan sipil, sebagaimana yang terjadi pada serangan NATO 4 September lalu di Kunduz yang disinyalir ada di bawah perintah seorang panglima militer Jerman.
Pemerintah setempat mengklaim ada sekitar 30 warga sipil tewas dalam serangan udara tersebut. Dan pada hari yang sama, empat pasukan salibis AS pun menjadi korban serangan mujahidin Taliban.
Sejauh ini, AS dan NATO, serta negara-negara sekutu yang menyumbang peran dalam peperangan Afghanistan mendapat tekanan yang terus meningkat dari dunia internasional untuk menarik mundur pasukannya dari negara tersebut di tengah semakin meningginya jumlah warga sipil yang menjadi korban, selain meningkat pula kerugian yang harus dialami dalam tubuh militer para ‘pejaga perdamaian’ dunia itu. (althaf/prtv/ansarnet/arrahmah.com)