BRUSSELS (Arrahmah.com) – Pemegang kebijakan NATO pada Minggu malam (20/3/2011) menyetujui rencana militer untuk menerapkan embargo senjata PBB di Libya, tetapi tidak sepakat pada rencana pembentukan aliansi untuk menegakkan zona larangan terbang di atas negeri Afrika utara ini.
Sejumlah diplomat mengatakan sikap oposisi Turki pada setiap intervensi NATO di Libya menggagalkan kesepakatan yang dibuat oleh staf militer NATO untuk memulai patroli udara atas Libya dalam rangka mencegah angkatan udara pemerintah Libya dari menyerang sasaran sipil.
Namun kedua tindakan ini akan memerlukan terpisah panduan eksekusi dari Dewan Atlantik Utara, yang membutuhkan konsensus dari 28 anggota aliansi. Diplomat mengatakan kemungkinan keputusan mengenai hal ini baru bisa diterbitkan pada hari Selasa.
Anggota NATO, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat telah melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran Libya sejak Sabtu (19/3). Namun tindakan yang diambil oleh ketiga negara ini merupakan tindakan individual negara masing-masing, bukan kesepakatan aliansi. (althaf/arrahmah.com)