KABUL (Arrahmah.com) – Para tetua suku di daerah terpencil di Afghanistan timur laut mengatakan pada Minggu (20/2/2011) bahwa pasukan NATO menewaskan 64 warga sipil dalam serangan udara dan darat selama empat hari terakhir, lansir Guardian.
Koalisi internasional menolak klaim tersebut, dan mengatakan bahwa video yang menunjukkan tentara menargetkan dan membunuh puluhan ‘pemberontak’, bukan warga sipil.
Pejabat koalisi dan Afghanistan berencana untuk pergi ke daerah Ghazi Abad, provinsi Kunar, hari ini (21/2) untuk melakukan penyelidikan. korban sipil telah menjadi sumber konstan gesekan antara pasukan koalisi dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Tetua suku mengatakan kepada gubernur provinsi bahwa serangan udara telah menghantam sebuah desa di daerah itu.
“Sejumlah perempuan dan anak-anak telah dibunuh di dalam rumah mereka,” kata Nawrdin Safi, anggota dewan provinsi Kunar.
Kepala polisi provinsi Kunar, Jendral Khalilullah Ziayi, menyampaikan laporan warga setempat yang mengatakan bahwa 15 pria, 20 perempuan, dan 29 anak-anak tewas selama operasi salibis di wilayah tersebut, yang terletak sekitar 190 kilometer (117 mil) dari timur Kabul.
NATO mengatakan video dari operasi menunjukkan pasukan menargetkan dan membunuh antara 35 hingga 40 gerilyawan bersenjata di sepanjang tebing yang curam di provinsi Kunar.
Laksamana Gregory Smith, direktur komunikasi untuk koalisi, mengatakan ia menonton video dari pertempuran lima jam – yang direkam oleh kamera helikopter dan pesawat tak berawak. Menurutnya, tidak ada bukti serangan terhadap korban sipil.
Karzai mengutuk insiden itu. Ia meminta NATO untuk berbuat lebih banyak dalam rangka melindungi warga sipil dalam operasi militernya. (althaf/arrahmah.com)