IRAN (Arrahmah.com) – Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, telah memutuskan bahwa aliansi militer Barat akan terlibat (mengatur) dalam konfrontasi militer dengan Iran atas program nuklirnya.
Dalam sebuah wawancara dengan koran berbahasa Italia La Repubblica pada hari Selasa (24/1/2012),ketua NATO menjelaskan “cara politik” sebagai “solusi yang paling menjanjikan” untuk kebuntuan atas kasus atom Iran.
Rasmussen mengatakan bahwa dia akan memilih sanksi serangan militer terhadap Iran untuk menghentikan kegiatan nuklirnya, menekankan bahwa “misi militer NATO di Timur Tengah harus diselesaikan”.
Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya menuduh Teheran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya. Washington dan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Teheran dengan “pilihan” serangan militer terhadap fasilitas nuklirnya.
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB di bawah tekanan dari Washington dan Tel Aviv telah menjatuhkan empat putaran sanksi terhadap Iran. Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah mengadopsi tindakan sepihak terhadap Iran dalam upaya untuk menghalangi investasi Barat untuk sektor energi Iran.
Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi dan anggota dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), ia memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
IAEA mengklaim telah melakukan berbagai inspeksi fasilitas nuklir Iran tapi tidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa program nuklir sipil Teheran telah dialihkan ke produksi senjata nuklir.
(siraaj/arrahmah.com)